Pertama kali mendengar nama pulau Sumba kebanyakan orang langsung terbayang Pasola, sebuah tradisi tahunan yang sering diliput besar-besaran oleh media. Ada juga yang salah kaprah dengan Sumba itu terkenal oleh susu kuda liarnya, sepengetahuan saya justru pulau Sumbawa di NTB ( Nusa Tenggara Barat ) yang terkenal dengan produksi besar-besaran susu kuda liar Sumbawa yang katanya bisa meningkatkan daya tahan tubuh dan gairah *beep* :-D
Setelah menempuh perjalanan panjang dari Waitabula menuju Tarimbang yang membuat pantat geser kanan-kiri tanpa arah, akhirnya saya dan Timothy tiba di penginapan yang sudah kami pesan jauh hari sebelumnya. Kedatangan kami disambut ramah oleh pemilik penginapan dan tentu saja disambut landscape ciamik Tarimbang dari kejauhan #seruputkopi.
Dari penginapan kami harus berjalan turun menuju pantai yang katanya cuma berjarak sekitar lima kilometer. Ergg… Serius? Iya serius… #senyumlebar. Menuruni jalan tanpa aspal terlihat mudah dijalani meski sesekali menemukan tanjakan yang membuat langkah kaki melambat. Jalan raya berpasir yang kami lewati masih dikelilingi hutan lebat, tidak terlihat lampu penerangan jalan dan rumah-rumah penduduk juga terlihat jarang.
Menuju sebuah tempat indah pasti membutuhkan perjuangan yang pastinya terasa berat untuk dilewati. Stop mengeluh dan nikmati pemandangan yang ada #tips.
Dari olahraga sore hari tersebut, saya bisa melihat sapi-sapi yang sedang leyeh-leyeh di halaman rumah warga, mendapat sapaan ramah dari penduduk setempat, ketemu babi hutan yang lari genit bersembunyi di semak belukar, mendapat senyum manis dari anak kecil, serta melihat lebih dekat kuda liar yang berkeliaran di padang rumput. Pemandangan yang tidak akan bisa didapat ketika melaju kencang dengan kendaraan bermotor, kawan.
Ombak di Pantai Tarimbang terkenal dahsyat sehingga banyak turis mancanegara yang rela datang jauh-jauh demi melampiaskan hasrat surfing mereka. Selain memiliki ombak yang besar, pantai ini juga mempunyai pasir putih yang sangat lembut dan garis pantai yang lumayan panjang. Sayangnya sore itu saya gagal mendapatkan sunset di pantai, hanya bisa gigit jari saat mendapati gerombolan awan menutupi matahari yang akan terbenam.
Keindahan pantai seolah membius kami, lupa akan waktu dan terlambat sadar langit sudah gelap. Saya dan Timothy bergegas keluar dari pantai mengingat jalan menuju penginapan tidak ada penerangan sama sekali. Hutan. Gelap. Kalau diserang babi hutan gimana? Kalau ketemu ular di jalan gimana? #abaikan.
Langkah kaki berimbang dengan suara naga di perut terus berbunyi. Jangan berharap menemukan rumah makan apalagi warteg di sepanjang jalan! Hanya bisa terus berjalan menuju penginapan sambil cemas menatap langit yang sudah semakin gelap. Langkah kaki semakin berat, persediaan air minum sudah ludes, hanya ada tetesan besar air keringat yang terus membasahi wajah dan baju yang saya kenakan. Setengah jam berlalu… mulut tidak lagi mengeluarkan suara, hanya ada gerak mulut saling menyemangati. Hanya terdengar suara langkah kaki yang diseret serta suara napas yang sudah terasa berat. Hosh Hosh… Satu jam berlalu… tanjakan terakhir sudah dilewati dan melihat sorotan lampu dari penginapan. Hurayyy… Dua jam berlalu… makanan disajikan dan berakhirlah suara naga di malam kedua saya di Sumba. :-)
to be continued…
Note : Tidak banyak pilihan penginapan di Tarimbang, tepatnya hanya ada dua pilihan saja. Apa saja? Marthens Homestay ( 085281165137 )
dan Peter’s Magic Paradise ( http://www.peters-magic-paradise.com/ ).
Sesuaikan dengan budget dan kebutuhan liburan karena masing-maisng memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri. *wink
ga ada warung makan sepanjang jalan ? Akkkkk….tidak! Kiamat ituh, kiamat *puk puk naga dalam perut*
Tapi pantainya bagus ya, putih n bersih gitu pasirnya :)
Tips khusus buat Debby >> harus bawa bekal yang banyak en minuman berenergi dua liter hahaha…
enak tuh om sepi dan bagus pantainya..
cucok buat melepas penat
Masih ada banyak pantai di sisi lain Sumba yang lebih sepi kaya pantai pribadi :-)
Kalian jalan kaki dari penginapan?! Luar biasa sekali pengorbanannya… !!!!
Iya bang…awalnya dikira medannya nggak terlalu berat ternyata bikin ngos-ngosan hehehe
kalo di indonesia timur 5 kilo itu masih dibilang “cuma” :D pantes aja atlet lari, atlet bola banyak dr timur hahaha
Hihihi betul… Mereka terbiasa jalan jauh dan punya otot kaki yang sudah terlatih dari kecil :-D
hehehe
5km jalan kaki? *langsung tepar*, tapi Perjalanannya sebanding yaa sama keindahannya
Puas banget setelah sampai di pantai :-D
wiihiii seru jalan kaki nya :) mau ikut, kalo 5 km insha allah kuat, cuma satu aja, yg penting ga nanjak terus jalanannya :)) *lalu asma* ahahahha
Menuju ke pantai nggak nanjak kok, pulang dari pantai barulah nanjak banget sampe nafas sudah habis tak bersisa :-)
Jadi pengin ke sana :)
Yuk…Sumba masih di Indonesia kawan :-D
Duh, buka Reader langsung nemu 2 artikel yang ngebahas Sumba ehehe. Tahun depan ke sana deh, mumpung punya banyak temen di NTT :D
Itu ko Timothy Pawiro ya?
Sumba direkomendasikan bagi yang suka petualangan hehe… Iya itu Timothy Pawiro, kenal juga bro? :-)
Oh, enggak kenal. Tau aja sih ehehe. Aku suka petualangan, mas. Tapi takut ketinggian, takut licin, dan nggak bisa berenang :p
Kebayang serunya kejar-kejaran sama malam buat sampe ke penginapan. Tapi capcaynya keliatan enak banget! Sayang ya mataharinya malu-malu. Mungkin pertanda harus balik lagi ke sana. :)
Hahaha you’re right, Bama… Ini pertanda buat balik ke sana lagi buat hunting sunset dan luangin lebih banyak waktu menikmati pantai :-D
yang suka ngemil kayanya bakal pusing banget yak kesana… wakakakaka
Tips penting…bawalah persediaan makanan yang lebih dari cukup sebelum jalan ke pantai :-D
kangen berat pantai sepi kaya gini… bisa guling2an mandi pasir nih
Baru dengar nama Tarimbang, dan ternyata di Sumba :D
Banyak nama baru yang belum terdengar familiar di Sumba, semoga ke depannya Sumba tetap menjaga kearifannya dan Ariev bisa melipir ke sana hehehe
Hihihi makasih doanya, Mas.
*salim sama senior*
sumba sumba sumba *tanamkan kata2 itu di otak*
Pasti bisa! :-D
5 kilometer menuju pantai… bisa pergi, entah baliknya gimana ahahaha XD
Hahaha kalo nggak keburu gelap, mungkin pilih leyeh-leyeh di pantai, trus calling pemilik cottage, nunggu jemputan dateng… tapi… ternyata… nggak ada sinyal telpon huhuhu