Beberapa tahun lalu ( 2011 ) saya berkesempatan mengunjungi Phuket, sebuah pulau di Thailand yang terkenal dengan keindahan pantai berpasir putihnya serta tempat yang disinyalir terdekat untuk menuju Phi Phi islands yang populer berkat film Beach.
Lepas dari tsunami yang menghantam beberapa tahun sebelumnya, Phuket terutama daerah pantai Patong telah berbenah menjadi lebih baik dan tertata. Selain memiliki pantai yang indah, kawasan Patong juga terkenal dengan atraksi yang terbilang tidak biasa di mata wisatawan Indonesia.
Penasaran membuat saya dan teman yang lain bersikukuh jelajah malam di Bangla Road, sebuah jalan yang terkenal dengan atraksi sedikit “nakal”-nya. Terlihat jajaran klub dipenuhi penari yang berlenggak-lenggok di atas catwalk buatan, meliuk-liuk di atas meja bar. Aih makjian… Pada jam tertentu mereka berhamburan keluar di jalan dengan atributnya yang WOW.
Penari rata-rata berkulit putih, hidung mancung, berdagu runcing ala bule dengan pakaian serba minim. Cantik, batin saya. Kecantikan yang bisa saya bilang melebihi kharisma perempuan asli Thailand #ups. Lhoh? Jangan bingung karena penari-penari yang ada di sepanjang Jalan Bangla bukan perempuan asli, kawan.
Mereka adalah lady boy, sebutan untuk transgender di Thailand yang keberadaannya sudah diakui oleh negara sebagai salah satu daya tarik dari wisata di negeri gajah putih. Lady boy tidak hanya terkenal di Phuket saja, kota lain di Thailand seperti Bangkok dan Pattaya juga terkenal dengan show-show yang menghadirkan lady boy sebagai bintang utamanya.
Kehadiran mereka disambut dengan positif oleh wisatawan, tidak ada cibiran dari penduduk lokal akan status mereka. Dengan adanya klub-klub malam tersebut secara tidak langsung tercipta lapangan kerja baru untuk penduduk sekitar. Mereka bekerja sebagai pramusaji, calo tiket cabaret show yang diselenggarakan oleh beberapa klub, sampai menjual makanan dan minuman di area tersebut.
Ada sedikit rasa takut saat mencoba bertatap muka langsung dengan para lady boy di Bangla mengingat perilaku beberapa transgender di tanah air yang terkenal kurang ramah. Untungnya saya tidak menemukan lady boy yang suka colak-colek di sepanjang jalan. Malam makin larut terlihat penari cabaret show yang berhamburan keluar mendekati wisatawan dan memperbolehkan mengambil gambarnya asal membayar sekian Bath ( mata uang Thailand ) langsung ke penari. Ada tawar-menawar biaya sekali jepret dengan imbalan wisatawan boleh menyentuh bagian tertentu lady boy saat shutter kamera ditekan *tutup mata anak kecil*.
Berbeda dengan kondisi di tanah air yang menganggap sosok transgender atau sering disebut dengan waria atau banci sebagai sesuatu yang tabu. Tak jarang mereka dicibir dan dipandang rendah oleh golongan tertentu atas pilihan hidup mereka. Pandangan negatif dari masyarakat membuat mereka terlihat sebagai sosok yang menyebalkan, ditakuti oleh beberapa orang, bahkan ada yang ( maaf ) memandang jijik saat berpapasan dengan mereka. Nyaris tidak pernah mendengar ada pertunjukan yang melibatkan mereka, jika adapun sudah pasti akan digerebek oleh FPI atau ormas sejenis yang lain.
Kadang kita lupa bahwa mereka juga manusia…
Mereka punya hak yang sama untuk menjadi sukses dan besar…
Mirota Batik yang terletak di kawasan Malioboro sedikit mengubah pandangan negatif tersebut menjadi sebuah hiburan yang sampai saat ini diminati oleh wisatawan yang sedang berlibur di kota Yogyakarta. Setiap Sabtu dan Minggu malam, lantai tiga toko souvenir yang menjual beragam kerajinan khas Yogya dan daerah sekitarnya selalu dipenuhi oleh penonton yang penasaran melihat pertunjukan yang terbilang tak biasa di Indonesia. Cabaret Show ala Yogya yang diprakarsai oleh pemilik Mirota Batik tersebut dimeriahkan oleh puluhan artis dari dalam negeri maupun luar negeri, sebut saja Krisdayanti, Agnes Monica, Anggun C Sasmi, Miley Cyrus sampai Lady Gaga. Bingung? Kasi tau nggak eaaa :-D
Pertunjukan diawali dengan beberapa penari yang berlenggak-lenggok mengikuti iringan langgam Jawa, tak lama kemudian mulai muncul penari-penari yang tidak biasa. Penari ( masih cowok ) menggenakan kostum ala artis ( cewek ) yang sebagian besar dipermak mirip dengan penyanyi idola. Tidak ada alur cerita di dalam Oyot Godhong Cabaret Show, mereka hanya bernyanyi lip sync mengikuti lagu-lagu populer Indonesia maupun luar negeri secara bergantian disertai dengan gerakan semi erotis seperti goyang ngebor, goyang gergaji, goyang nungging #ehh, goyang mepet tiang #ups. Ada kalanya penonton terkejut saat penari tiba-tiba keluar dari panggung, meloncat pagar kemudian naik di atas meja penonton.
Tenang… mereka tidak se-ekstrem yang dibayangkan. Mereka hanya mencoba berinteraksi dengan penonton, berusaha mencairkan suasana tegang para penonton yang tentu saja malah mengundang tawa penonton yang lain. Penonton cukup membayar tiket sebesar 20.000 ( regular ) sampai 30.000 ( VIP ) untuk menonton cabaret show yang berdurasi kurang lebih satu setengah jam. Tata lampu, kostum meriah pelaku seni serta goyangan tak biasa berhasil mengundang decak kagum, gelak tawa dan tepuk tangan meriah sepanjang acara.
Menarik? Tidak menarik? Semua tergantung persepsi masing-masing yang menganggap mereka sebagai hiburan atau hanya obyek yang dipandang negatif dan rendah tanpa memberi kesempatan untuk mereka bertahan hidup.
Cheers and Peace…
Create a free website or blog at WordPress.com. The Suburbia Theme.
Ada Nong poy gak yach ? :D
Nong Poy udah terkenal jadi artis papan atas Thailand, katanya nggak mau tampil di cabaret show lagi hahahaha
Hahaha… siapa tau kangen pengen reunian di cabaret show… Lady boy salah satu icon Thailand, mantab…!
lha.. ada to di Jogjah??
=___=
Nah nah monggo disambangi langsung kalo penasaran ;-)
bisa ditabok suami klo berani ke sana. =))
agak menyeramkan ya liat yang begituan…..
Kalau melihatnya sebagai sebuah hiburan niscaya pikiran akan tercerahkan :-)
Juaranya tetep mbak anggun hihihi
Mbak Anggun paling mirip wajah en gayanya dibandingin artis yang lain hihihi
Wah, sayang baru tau sekarang! :o
Padahal, pas kemarin ke sana, pas hari Sabtu, saya dan teman nginep deket Malioboro n gak tau mau kemana. Kalau tahu ini, mungkin pingin nyoba ngeliat juga.
Next time kalau berlibur ke Yogya bisa mlipir ke Mirota Batik dan nonton sendiri keseruan pertunjukannya :-D
jadi penasaran pengen nonton mumpung lagi di jogja :D
Monggo… Weekend tinggal menghitung hari hehe…
Pernah denger tentang show di Mirota Batik, tapi baru lihat foto-fotonya sekarang. Sepertinya dikelola cukup profesional ya. Terkait perlakuan terhadap waria sepertinya Jogja memang patutu diacungi jempol. Kalau tidak salah ada pesantren khusus waria yang tujuannya menurut saya mulia sekali. Kaum termarjinalisasi ini dimana-mana ditolak, dianggap masyarakat kelas rendahan. Padahal, as you said, mereka juga manusia.
Kostum yg dikenakan nggak nanggung, dibuat mirip dengan artis aslinya, lengkap dengan tata panggung dan lampu yg maksimal. Wajib nonton kalo pas berlibur di Yogya daripada rasa penasaran numpuk, Bama hehe.
Yogya sepertinya mulai sadar bahwa ekonomi kota tumbuh dari aspek wisata yg harus terus dikembangkan seperti Bali.
Tentang pesantren waria pernah lihat liputannya di tv, dan salut dengan usaha yg bikin hidup mereka jd lebih terarah dan nggak terus-menerus berpikiran negatif atas pilihan hidup mereka di dunia yg keras ini :-)
Ihiiiyyyy…akhirnya kau kesini lim. Seru kan ya mereka. Jadi ga perlu jauh-jauhlah ke thailand lihat beginian. Yg di mirota ini pun kocak2 habis
Atas rujukan dokter eh… temen akhirnya aku nonton juga hehe…
Lucu dan menghibur banget pertunjukannya :-)
bisa nih didatengi pas ke jogja :S lucu juga kayaknya
Menghibur banget dan jangan lupa siapkan tissue untuk menyeka air mata yang keluar akibat tertawa selama satu setengah jam hehehe
ooww di Mirota ada juga yaah… aku gak tau.. taunya tempat jual batik doang.. hahahaha
Monggo mlipir Mirota Malioboro pas weekend hehehe
Hehehe Asma pernah baca di salah satu novel, ceritanya soal Thailand yang melegalkan transgender dan mereka bahkan punya acara sendiri. Semacam banci kabaret bahkan ada acara kayak miss universe gitu. Wah. Wah. Dan mereka cantik-cantik banget, ya.
Jadi kepikiran, jangan-jangan perempuan tulen di Thailand sering dicurigai beneran tulen atau engga. Kasihan.
Ahaaa betul, selama di Thailand ragu bedain mana yg asli mana yg palsu. Yang palsu kadang malah lebih cantik, bikin dilema pilih yang mana #ehh hehehe
Bagi saya pribadi sih prihatin dengan kondisi mereka, seharusnya mendapatkan rehabilitasi mental bukan malah diberdayakan. Transgander adalah masalah mental yang bisa disembuhkan dengan pendekatan psikologis dan rohani.
foto ramai2 kalian pas nonton Kabaret Show mana Lim?
Isin ngepost di sini soale dandanan e “mbak” e wis luntur ra karuan hahaha
Aku pengen nonton yang ke Mirota tapi belum keturutan karena harinya ga pas.
Buruan nonton sebelum FPI atau ormas sejenis ngerebek mereka hehehe
Thailand kan lagi bergolak.. :D
Perdana Menteri Yinluck, Thailand yang digoncang badai politik, tapi para Lady Boy tetep eksis manggung kok hihi
Aseeemmmm, bahaya juga banyak jebmen di phuket hahaha
Jebakan betmen yang terlihat serem, tapi asyik buat dipelototi gratis sih #ehh :-P