Jejak BOcahiLANG

Life is like the surf, so give yourself away like the sea

Wisata Kuliner Daging vs Jerohan – SOLO

Apabila sudah wisata kuliner di Pasar Gedhe dan masih belum menemukan jenis makanan yang cocok di lidah saat berlibur di Solo gimana ya? Tenang saja… masih ada banyak pilihan makanan tradisional dan asli Solo yang bisa anda cicipi. Wisata kuliner di Solo itu ibarat wisata kuliner dari pagi sampai subuh sampai perut kenyang dan buncit. ;)

Are you ready?

Siapa sih yang tidak ngiler saat makan daging sapi? Daging sapi itu layaknya makanan mahal yang harus diolah sedemikian rupa mahal agar harga mahal daging sapi terlihat enak, contohnya berbentuk olahan steak. Kalau sudah ada kata steak pasti sudah terbayang steak yang disajikan ala restoran barat. Untuk membedakan tipikal seperti itu, Solo mempunyai makanan olahan daging sapi mengunakan nama Selat Bestik Solo. Selat Solo yang terkenal dan betul-betul mempunyai cita rasa yang tidak ngawur menurut lidah ndeso saya ada dua tempat di Solo.

Selat Bestik Kuah Segar

Selat Bestik Kuah Segar

Selat Mbak Lis Serengan

Selat Mbak Lis Serengan

Pertama adalah Warung Selat Mbak Lis yang terletak di Jalan Serengan Gang II/42 ini mempunyai racikan selat daging sapi yang terkenal di kalangan pewisata kuliner baik dalam kota maupun luar kota. Menu favorit disini adalah Selat Bestik Kuah Segar dan Selat Galantin Kuah Saus.

Selat Bestik Kuah Segar adalah irisan tipis daging sapi yang diberi pelengkap wortel dan buncis yang sudah direbus, kentang goreng, ditambah keripik kentang lalu disiram dengan kuah encer rebusan daging ( semur ) yang rasanya maknyuss. Daging yang empuk dan bumbu yang sudah merasuk ke dalam daging membuat rasa Selat Solo yang satu ini terasa khas sekali. Racikan kuahnya membuat mulut ini tidak bisa berhenti menyeruput sampai piring kosong tak bersisa.

Selat Galantin saus Mbak Lis

Selat Galantin saus Mbak Lis

Bila tidak suka dengan kuah yang encer bisa mencoba pilihan lainnya yakni Selat Galantin Kuah Saus. Pengolahan dagingnya tidak lagi berbentuk potongan tetapi daging digiling terlebih dahulu, dicetak berbentuk lonjong dan di steam yang selanjutnya disebut galantin. Irisan daging galantin diberi pelengkap wortel, buncis rebus, kentang goreng, ditambah telur yang dicetak berbentuk bunga, terakhir disiram dengan kuah daging yang sudah dikentalkan. Hmm…Nyummy… Harga per porsi untuk Selat Bestik Kuah Segar maupun Selat Galantin Kuah Saus adalah 10.500 rupiah.

Beberapa pendatang agak kesulitan menemukan tempat ini karena tempatnya nyempil masuk gang kecil. Lokasi lebih mudah dicari bila mengarahkan kendaraan menuju Jalan Veteran, kemudian cari gang persis di seberang kantor Polisi Serengan. Masuk kurang lebih 5 meter lalu belok kanan di gang yang terdapat papan petunjuk “Warung Selat Mbak Lis”. Bila kurang jelas bisa menanyakan warga setempat. *Malu bertanya sesat di jalan*

_____

Selat Solo "Mekar Sari"

Selat Solo “Mekar Sari”

Pilihan kedua untuk menikmati Selat Solo asli ada di Rumah Makan Mekar Sari yang terletak di Jalan Dr Rajiman no 182 B.
Olahan Selat Solo RM Mekar Sari ini hampir serupa dengan Selat Solo lainnya yaitu berupa irisan daging sapi yang diberi potongan wortel, buncis rebus, kentang goreng, selada, dan taburan kripik kentang kemudian disiram dengan kuah encer rebusan daging sapi. Yang membedakan adalah rasa yang disajikan lebih ke rasa “peranakan” dengan rasa kuah semur yang tidak terlalu manis tetapi tetap nendang. Ini bisa menjadi alternatif lain apabila susah menemukan Selat Solo yang lain. Untuk harga, saya belum update yang baru, harga terakhir sekitar 15.000 rupiah satu porsinya.

_____

Sate Kere itu sate jerohan + gembus, bukan sate orang miskin :)

Sate Kere itu sate jerohan + gembus, bukan sate orang miskin :)

Puas dengan kelezatan daging sapi, tidak ada salahnya mencicipi makanan rakyat menengah ke bawah zaman dulu yang sering disebut Sate Kere. Apa itu Sate Kere? Sate Kere adalah sate yang sejatinya berisi sate gembus ( tempe yang dibuat dari ampas kedelai tahu ), pemuas warga yang tidak mampu membeli daging sapi yang dulu harganya terbilang mahal. Zaman sudah berubah, lambat laun dilengkapi dengan tusukan jerohan ( organ dalam ) sapi seperti usus, hati, koyor ( urat sapi ). Jangan merasa jijik dulu membayangkan rasa amis jerohan… Sebelum dibakar diatas tungku api, jerohan sudah direbus matang terlebih dahulu. Tidak ada rasa amis dari jerohan saat potongan sate masuk ke dalam mulut. Jerohan yang empuk tidak ulet ditambah tempe gembus yang lezat membuat pikiran lupa sejenak bahwa yang saya makan ini adalah organ dalam hewan.

gerobak Sate Kere(Sapi) Mbak Tug

gerobak Sate Kere(Sapi) Mbak Tug

Siraman saus kacang yang pedas membuat Sate Kere ini lebih mantap dimakan siang hari, biar rasa pedas membuat nafas tambah megap-megap kepanasan :-D. Banyak Sate Kere yang tersebar di kota Solo, tapi lidah ndeso saya lebih cocok dengan Sate Kere yang dijual oleh Mbak Tug di Jalan Arifin ( depan RM Nini Towong ) yang punya cita rasa tidak ngawur. Harganya sekitar 15.000 untuk satu porsi (12 tusuk+lontong) tergantung pilihan satenya. Sate ini tidak banyak dijual di kota lain loh… Jadi manfaatkan waktu untuk berburu makanan khas ini saat menyambangi kota Solo, kawan.

_____

Nasi Tengkleng terkenal di Pasar Klewer

Nasi Tengkleng legendaris Pasar Klewer

Mendengar kata Tengkleng pasti tertuju pada Tengkleng Bu Edi yang legendaris di Pasar Klewer. Saya awal mulanya tidak mengerti apa itu tengkleng, hanya pernah makan masakan dari daging kambing lain seperti sate kambing, gule, dan buntel kambing. Saya baru mencoba tengkleng dua hari lalu di legenda nya langsung, yaitu di depan gapura Pasar Klewer. Tengkleng ternyata sebuah sup yang berisi rebusan jerohan kambing seperti babat, usus, koyor, kikil, dan tulang iga #masihceritajerohan.

Tengkleng Bu Edi

Tengkleng Bu Edi

Kesan pertama makan tengkleng hanya bisa melongo melihat pincuk nasi yang diguyur kuah berwarna kuning dengan tumpukan balungan ( tulang ) kambing disertai satu tusuk jerohan. Coba memberanikan mengigit babat di tusukan sate, menyeruput sedikit kuah tengkleng hmm… Mak nyuss banget rasanya…

Jerohan yang dijadikan satu tusuk tadi empuk semua, tidak kenyal dan tidak amis kemudian kuahnya wuihh ini top markotop #gayabicara ala PakBondan. Kuah kuningnya betul-betul terasa sedap, rasa amis jerohannya sudah hilang entah kemana. Tak banyak kata-kata lagi, Tengkleng Bu Edi ini wajib wajib banget untuk dicicipi. Jam buka warung ini mulai dari jam satu siang sampai persediaan tengkleng habis dan per porsi Nasi Tengkleng harganya 15.000 rupiah. ( harga update Juli 2013 >> 20.000 )

to be continued…

_____

Note : Acuan dari artikel ini adalah rasa yang menurut saya masih orisinal dari suatu makanan tradisional, tanpa bermaksud menganggap tidak enak makanan serupa tak sama rasa di lain tempat. Kata “cita rasa ngawur” saya tegaskan berulang-ulang karena banyak penjual makanan yang sudah meninggalkan rasa asli suatu makanan daerah dan beralih ke hal lain. Namun semuanya kembali ke selera lidah masing-masing individu. Selamat berwisata kuliner :)

18 comments on “Wisata Kuliner Daging vs Jerohan – SOLO

  1. cumi
    December 18, 2012

    dicatet nich selat warung mbak lis

    • Halim Santoso
      December 18, 2012

      Kalo nyasar, bisa telpon di nomer yang sudah aku tulis atau nanya di kantor Polisi Serengan di Jl.Veteran :)

  2. Fahmi Anhar
    December 26, 2012

    Solo is my second hometown !! deliciouso !!

    • Halim Santoso
      December 26, 2012

      Monggo mampir lagi ke Solo…jangan malu-malu :-D

  3. Andika Hermawan
    May 1, 2013

    yang di Mekar Sari sekarang sudah 18.000 per porsi om
    tapi kalau rasa lebih manteb di mbak Lies sih *in my opinion*

    • Halim Santoso
      May 1, 2013

      Waahhh tambah mahal ya yg di Mekar Sari :-(
      Mending Mbak Lies donk…lebih murah, rasa juga lebih enak
      Makasih info update harganya, kawan :-)

  4. ndukNovee
    May 20, 2013

    saya dari Kota Malang, rencana mau dolan ke Solo akhir bulan ini. Tengkyu infonya yaaaa…sangat membuat ngeces…hahahaha

    • Halim Santoso
      May 20, 2013

      Semoga bermanfaat :-)

  5. buzzerbeezz
    June 13, 2013

    Harganya murah ih.. Ya iyalah di Solo. Bukan di kota ujung Sumatera *ngomong sendiri*

    • Halim Santoso
      June 13, 2013

      Hahaha… Tapi jangan pindah ke Jawa dulu sebelum aku ke Aceh ya… *mekso :-D

  6. Bama
    July 6, 2014

    Halim, kalo nanti saya ke Solo mesti coba SEMUA yang ditulis di post ini. Gak ada satupun yang gak keliatan enak. :)

    • Halim Santoso
      July 6, 2014

      Siapp jadi guide wisata kuliner… Oh iya, perlu kuingatkan kalau ke Solo wajib bawa celana yang agak longgar untuk antisipasi perut buncit sepulang dari wisata kuliner hahaha

      • Bama
        July 6, 2014

        Hahaha, celana longgar. Noted! :)

  7. Matius Teguh Nugroho
    March 1, 2015

    Mas, warung selat Mbak Lis buka sampai jam berapa ya?

    • Halim Santoso
      March 1, 2015

      Sampai jam 4 sore selama persediaan masih ada :-)

      • Matius Teguh Nugroho
        March 1, 2015

        Wah, terus tempat makan yg buka sampai malam apa ya, mas? Aku nginep di Tune Hotel, Jl. Dr. Soepomo 49, deket Yosodipuro.

      • Halim Santoso
        March 1, 2015

        Wahhh gak ngomong yen mo ke Solo nih… coba malem ke Wedangan Pendopo, deket dari Tune. Atau Timlo Maestro di keprabon

      • Matius Teguh Nugroho
        March 1, 2015

        Aku udah bilang di Twitter, mas. Tanggal 7-8 besok –”

        Oke oke, makasih infonya. Besok temenin jalan ya :D

Leave a Reply to Halim Santoso Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

Gravatar
WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out / Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out / Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out / Change )

Google+ photo

You are commenting using your Google+ account. Log Out / Change )

Connecting to %s

Destinations

Archives

Join 1,768 other followers

Blog Stats

  • 462,947 hits

No COPY / SAVE AS without permission please…

All texts and photos (c) Halim Santoso. Please respect by not using them without written permission.
Follow

Get every new post delivered to your Inbox.

Join 1,768 other followers

Build a website with WordPress.com
%d bloggers like this: