Pesawat AK 5374 mendarat di Bandar Udara Pulau Pinang ( Bayan Lepas ) pukul 18.30, Pulau Pinang atau biasa orang menyebutnya Penang memiliki bandar udara yang (lagi lagi) teratur dan bersih. Menuju pintu keluar bandara kami disambut oleh rak kecil berjumlah banyak berisikan brosur-brosur wisata yang ada di kota George Town dan sekitarnya. Sungguh menarik sekali. Ini tanda bahwa kota Penang peduli akan aset pariwisata nya. Kesempatan ini bisa digunakan untuk mencari informasi sebanyak mungkin tentang objek wisata Penang dari brosur yang ada. Sebagian besar orang Indonesia memiliki kebiasaan nyusuh atau bahasa halusnya mengambil kertas tersebut dalam jumlah banyak untuk dibawa pulang di rumah sebagai kenang-kenangan, termasuk saya…tapi saya hanya mengambil yang penting saja kok, bukan untuk ditimbun #ngeles.
Sembari menunggu kedatangan bus Rapid Penang yang akan membawa kami ke kota George Town, saya melihat pemandangan burung gagak hitam yang banyak sekali di luar bandara. Burung gagak tersebut tidak mengganggu, mereka hanya nongkrong sama hal-nya bila kita melihat banyak burung gereja di Indonesia.
Rapid Penang rute Airport-Jetty agak susah ditemui menjelang malam hari. Setelah menunggu satu setengah jam, akhirnya bus kami datang dan segera bergerak menuju kota George Town yang berjarak kurang lebih 16 km dari airport ( ditempuh selama 1 jam apabila kondisi jalanan macet ). Saya hanya membayar 2.70 RM per orang untuk menuju terminal Jetty. Setelah sampai di terminal Jetty, kami segera oper bus rute Jetty-Lebuh Chulia seharga 1.40 RM untuk menuju kawasan Love Lane tempat kami menginap. Bus menurunkan kami tepat di depan gang Love Lane, Lebuh Chulia.
Old Penang Guesthouse menjadi pilihan menginap selama di kota Penang. Old Penang Guesthouse ini memiliki lokasi yang strategis, dan mudah ditemukan karena dekat dengan jalan Lebuh Chulia. Setelah membereskan proses check in dan pembayaran, saya dan kawan lainnya segera berburu tempat untuk makan malam. Tidak perlu jalan jauh untuk mencari makan malam apabila menginap di kawasan Love Lane. Sepanjang jalan Lebuh Chulia, tepat di depan gang Love Lane banyak ditemui warung makan yang mayoritas chinese food. Hati-hati bila tidak mengkonsumsi daging babi, karena sebagian besar chinese food nya mengandung babi. Untuk yang halal bisa mencari makanan sejenis Kebab yang banyak dijual oleh penduduk berdarah India atau sate ayam yang dijual penduduk berdarah Melayu. Hidangan penutup atau dessert juga banyak dijual disini. Jadi kalau tidak wisata kuliner di Lebuh Chulia, rasanya tidak ‘mendarat’ di Pulau Pinang deh.
Satu makanan yang menurut saya maknyus di kawasan ini adalah mie goreng yang dibuat oleh seorang om tua dan seorang tante sebagai asistennya. Selain harganya murah, rasanya juga selangit… Karena saat itu lapar setengah mati dan terinspirasi Wisata Kuliner ‘Pak Bondan’, saya langsung bilang “Top markotop!” ke fried noodle yang saya makan. Setelah puas menikmati fried noodle seharga 3.5 RM (porsi besar), saya segera menyeruput MILO, dan sialnya MILO tersebut masih panas… Selagi menyeruput pelan MILO panas, bapak setengah baya penjual MILO tersebut mengajak saya ngobrol. Dengan berbahasa Melayu yang terdengar jelas di telinga layaknya bahasa Indonesia, dia bercerita tentang anak perempuannya yang (katanya) cantik sedang bersekolah di Bandung. Kayanya gejala mau dikenalin ama anak ceweknya nih #ge-er + #ngarep. Sayangnya pembicaraan tersebut dengan terpaksa terputus karena dia diantre oleh tamu lain dan saya juga harus segara kembali ke hostel. Mungkin lain waktu bisa kasih saya tunjuk foto anak cewe bapak yah… :p
to be continued…
Kelanjutan serinya apakah perkenalan dengan anak bapak yang di Bandung itu? :)
By the way, soal ngumpulin brosur wisata itu kesenangan aku juga hehe
Horee…dapet temen senasib, cheers dulu, brother…. :D
Besok nyari om penjual bakmie itu juga ahh .. :D makanan di Penang mur-mer kah?? di tunggu kelanjutan part 2 nya..
makanan serba murah… fried noodle yang aku makan porsi jumbo, jdnya hampir 4 RM. Porsi biasa lebih murah dari itu kok :)
Note: fotonya jelas banget lo…kejarlah si om biar kau dapet bakmi maknyus…hahahaha
Sayangnya pembicaraan tersebut dengan terpaksa terputus karena dia diantre oleh tamu lain <- kesannya bapak itu menjajakan apa gituuu.. pake diantre segala. Tukang pijet ya? *eh* :p
hehehe kesalahan bahasa…bapak tersebut penjual MILO, waktu ngobrol dengan saya kiosnya masih sepi, setelah makin malam, kiosnya dihampiri banyak pembeli :) –> ralatnya
nice blog ko..bisa tuk referensi nih..soale i lagi merencanakan pergi ke penang taon dpn..korban promo tiket murahhh..arrrghhhh…>,<…lam kenal yakkk..
btw aniwe buswe i di solo dah taon lhoo…oya besok klo di penang t..uh si encek ama encim yg jualan mie bakalan i cari'in deh hihihihi..
kalo dibilang sama2 world heritage dengan malaka, sepertinya lebih interest ke penang. menurut mas halim, keburu gak ya 4 hari an ke KL masih ke malaka trus ke penang, agak ragu juga nih.
salam kenal sebelumnya. blogwalking di celoteh backpacker, nemu blognya mas halim deh ^^. infonya menarik
Dari KL ke Penang naik apa dulu? Kalau pesawat mungkin bisa dalam 4hr tp terlalu buru-buru hehe…
Bisa diestimasi KL satu malam, Malaka stengah hari kedua, trus naik psawat dr LCCT ambil siang jd malam.bisa explore Penang. Hari brikutnya kliling Penang… :-)
lagi baca2 blognya mas halim buat referensi penangnya nih #blogwalking. Salam kenal
Semoga bermanfaat :-)
penang itu udh jd rumah ke2 buatku :). 4 thn tinggal di sana, sekalipun ga pgn pulang wkt itu ke Medan. baru di thn terakhir kuliah, aku nyempetin pulang itupun krn terpaksa :D . biasanya tiap thn aku slalu nyempetin utk balik ke Penang…tp sjk nikah, terakhir ksana 2012 kmrn… Kangen ama makanannya… tp aku paling kangen kalo ada pasar malamnya mas… seruuuu, apalagi kalo ada wahana extremenya gitu… ada yg mirip kora2 tp putarannya 360derajat wkwkwkwkwkw…extreme gila! ;p
kalo makanan ga ush dibilang lah ya…. ga ada yg ga enak di penang :D
Pernah tinggal sementara atau kuliah di Penang?
Penang kota yang tenang dan klasik… bangunan tua dan kulinernya bikin kangen :-)