Andai kata vandalisme di Gunung Fuji nggak disyut salah satu wisatawan, mungkin nama Klaten akan tetap tenggelam di tengah gemerlapnya wisata di kota sebelah. Andai kata kode alay “CLA-X Indonesia” nggak diberitakan sedemikian heboh di media sosial mungkin google search tentang kabupaten yang terletak di antara Yogya dan Solo masih di level terbawah. Coretan menggunakan pilox di bebatuan Gunung Fuji, Jepang membuat nama Klaten mendadak mendunia!
Memang prestasi vandalisme tidaklah membanggakan, tapi coba tenggok di ruang publik dan tempat wisata di beberapa kota besar di Indonesia. Masih banyak terlihat karya vandalisme hasil perbuatan alayer maupun ababil di tembok, tiang, pohon sampai genteng yang belum ditindak lanjuti dengan tegas kan? Kebiasaan menjadi perilaku, perilaku menjadi budaya! Huftt.
Tapi apakah hanya prestasi vandalisme saja yang bisa membuat Klaten menjadi terkenal? Eits jangan salah… Klaten punya banyak umbul atau mata air yang sudah go internasyonel. Air mineral kemasan seperti AC dan AQUA sudah mendirikan pabrik dan menyadap air di sana sejak lama loh.
Umbul Ponggok
Jika pernah terbuai dengan hasil foto snorkeling ciamik di salah satu umbul Klaten yang tersebar di internet pasti tidak lagi asing dengan nama Umbul Ponggok. Sumber mata air yang terletak di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, bisa ditempuh melalui pertigaan terminal Penggung – Klaten jika dari arah Yogya menuju Solo, atau melalui Delanggu jika dari arah Solo menuju Yogya. Masih ada papan petunjuk cukup jelas yang akan membantu pengunjung menuju ke sana ( biasanya tertulis permandian Umbul Cokro atau pemancingan Janti ). Dari pertigaan belok ke mana, mas? Pinggir jalan atau masuk gang? Rumah mbak Mawar dimana, mas? Wah kalau itu coba tanyakan penduduk setempat ya karena saya buta arah. :-D
diving or take a bath?
Saat menginjakkan kaki pertama kali ke Umbul Ponggok tahun 2013 lalu ( tiket masuk 3.000 ), hanya terbersit ingatan sekelompok manusia yang memakai tabung oksigen, glide mask dan kaki katak untuk keperluan latihan diving maupun snorkeling. Tidak memakai soft lens ( mata minus ) membuat saya tidak leluasa menikmati gerak-gerik para ikan yang dikabarkan aduhai di internet. Tidak hanya itu saja, saya dan kawan yang lain sedikit kerepotan mencari tempat yang pas untuk masuk ke dalam kolam seluas 6000 meter kubik tersebut. Tak jarang kami bergeser dari sisi satu ke sisi yang lain. Semua itu dilakukan agar badan kami tidak bau amis!
Umbul Ponggok bak kolam raksasa berukuran persegi ini tidak mengalir layaknya sungai di pedesaan, sehingga banyak penduduk yang pede mandi sore, mencuci baju sampai mencuci piring di kolam raksasa ini. Sesekali menyeruak bau amis yang mungkin keluar dari pipa buangan air cucian dari warung di tepinya. Hoekk…
Salah siapa? Kamar mandi yang tidak sesuai dengan kapasitas pengunjung, tidak adanya saluran pembuangan yang memadai atau tidak adanya kesadaran penduduk maupun pengunjung. Entahlah.
pesona Umbul Ponggok
Kecewa dengan Ponggok, saya mencoba mengeksplore umbul lain di Klaten dan menemukan umbul kecil yang ternyata terletak tak jauh dari Umbul Ponggok dan pabrik air mineral AQUA. Mata air ini dinamakan Umbul Sigedang. Semula AQUA menyedot air langsung dari mata air Sigedang saat perusahaan di bawah naungan PT Tirta Investama Klaten ini pertama berdiri pada tahun 2003 silam. Lambat laun dilakukan pengeboran sumber mata air baru sedalam 45 meter yang berlokasi di dekat Sigedang. Hal ini dilakukan demi mendapatkan air dengan kualitas lebih bersih dan jauh dari limbah rumah tangga pemukiman warga, jelas petugas pabrik saat saya melakukan kunjungan ke sana bulan Juli ( 2014 ) lalu.
Umbul Sigedang sendiri sudah berada di luar batas pagar pabrik AQUA, sehingga penduduk sekitar menggunakan sumber air yang melimpah untuk kebutuhan mandi. Umbul ini serupa dengan bilik mandi berukuran besar dengan tembok tinggi bersemen sebagai batasnya. Akibat banyaknya pengunjung terutama laki-laki yang gemar melepas semua helai benang di tubuhnya saat masuk ke dalam, maka dari itu terpasang tulisan “Permandian Khusus Pria” di pintu masuk.
Persis di depan Umbul Srigedang terdapat sumber mata air kecil dengan aliran yang tidak terlalu besar. Dua buah pohon beringin yang rimbun mengelilingi Umbul Kapilaler sedikit mengundang suasana mistis bagi siapa saja yang peka. Betul saja, saat menanyakan ke pemilik warung, beliau bercerita bahwa dulu tempat ini sering digunakan untuk semedi di hari khusus sesuai kalender Jawa *tepok jidat*. Kabar terkini, sempat muncul larangan dari pihak tertentu sehingga Umbul Kapilaler sekarang berfungsi sebagai permandian umum gratis bagi siapa saja ( cowok – cewek ) yang ingin menggunakannya.
Umbul Cokro Tulung
air Cokro
Selanjutnya ada Umbul Cokro yang sudah populer sejak dulu. Kolam berair jernih, bening, siap diminum, sepi, tidak dikenakan biaya masuk, banyak ditumbuhi cenil ( selada air ), potongan-potongan kenangan masa muda yang sering kali diceritakan oleh ibu saya saat saya menanyakan perihal permandian Umbul Cokro Tulung. Tentu mata air yang terletak di kecamatan Tulung kini sudah tidak sepi lagi, selalu dipenuhi pengunjung saat akhir pekan, sudah dibangun water park dan dikelola pemerintah daerah mengharuskan tempat ini mematok harga tiket masuk sebesar 7.500 rupiah, 10.500 rupiah saat musim liburan.
Umbul Cokro memiliki kanal sungai yang mengalir dari hulu ke hilir. Meski masih ada pengunjung yang pede tingkat tinggi mandi di sungai, air yang mengalir tanpa henti membuat kebersihan hulu tetap terjaga. Bukan hanya air jernih yang dingin saja keunggulan Umbul Cokro, gorengan murah meriah yang dijual di lapak pinggir sungai menjadi jajanan favorit saya saat berenang di sana. Nyum…
Masih ada beberapa umbul-umbul kecil baik yang sudah populer maupun hanya diketahui oleh warga setempat saja. Jangan malu untuk bertanya kepada penduduk setempat jika kesulitan menemukan umbul-umbul yang saya sebutkan di atas. Malu bertanya sesat di jalan toh? Oh iya, saat bertanya usahakan turun dari kendaraan, jika memakai helm ya dilepas dulu barulah bertanya dengan sopan. #okesip
Ciblon dulu yuk! ;-)
Saya pernah nyasarnya di Umbul Tirto Mulyani, di kec. Kebonarum. Waktu itu masih pagi sih, jadinya pas lewat “daerah terlarang” itu pemandangannya ibu-ibu half naked lagi mandi sambil nyuci baju. Tapi masih sempet-sempetnya nginceng dari kejauhan. Siapa tahu ada gadis-gadis yg ikut nimbrung mandi, hahaha.
Umbul Tirto Arum sepertinya kemarin kelewatan, malah sempat mampir di Umbul Manten yg dikelilingi ladang cenil.
Anuuu Mawi… bagi donk hasil gambar pemandangan ibu-ibunya hahaha.
Itu yang foto avatarmu di umbul yang mana, Lim? Temenku juga ada pose begituan. Kayaknya kece.
Avatar twitter diambil di Umbul Cokro, bro. Kalo ada background ikan-ikan barulah di Umbul Ponggok :-)
nggak mampir rumah gue sekalian nih hahahaha
Wahh rumah di Klaten mana nih? Boleh deh lain waktu dikasi peta biar bisa mampir :-D
Oooooo ini umbul yang pernah diuplod fotonya sama Fahmi Anhar itu ya? Kayaknya pernah lihat. Baru tahu ada beginian di Klaten. Tapi, tetep aja, temen2ku yg dari Klaten gak ada tuh yang bilang daerahnya ada beginian. Yang dikasih tau palingan cuma candi2 aja :)
Iyapp Umbul Cokro pernah dipamerin ama Fahmi Anhar di twitter. Masih ada umbul-umbul kecil yg belum ditulis di sini, ntar kubikin part-2 nya hahaha
Aku bilang lho kak adie… Hahhahaa
Bilangnya di blog yg entah kapan aku nulisnya….
segerrrr
*siram air seember* emang ice bucket challenge? hahaha
hahaha..baca di wiki, tulung, polanharjo sama satu lagi kalo gak salah, dulu masuk kab. boyolali
Hooh mas… dulu wilayah ini jadi sengketa rebutan dua kabupaten gegara sumber mata air yang nggak ada habisnya plus didiami AQUA ( baca: pendapatan daerah gede ). Bbrp tahun lalu PDAM Solo masih bergantung sama air di Cokro, stelah resmi jadi milik kab Klaten dilepas deh :-)
yups ^_^
wooot? diake nyuci
Hooh, Jo… cuci baju, cuci piring makan, panci lauk, semua dilakukan tanpa perkewuh di kolam Ponggok :-|
wewww, baru tau kalau pelaku yg di fuji itu cah klaten
Saya juga baru tahu setelah heboh diliput media dan kode CLA-X dikonfirmasi oleh orang Klaten sendiri hehehe.
Nenekku dari sini, mung aku kok ya nggak ngerti ini >.<
Artinya mbak Eka kudu jenguk ke Klaten pas mlipir ke Jawa Tengah dan eksplor lagi sampai ketemu semau umbul di sana hahaha
Temeniiiin
nicepost,
blogwalking keblog aku yuk :)
:-)
Klaten memang banyak umbul ya. Sayangnya aku cuma pernah ke Umbul Manten aja, mata air kecil di sekitaran pemancingan Janti. Jernih juga airnya .. ;)
Oh iya masih ada Umbul Manten dan Umbul Pelem, cuma nggak kutulis di sini hehehe
Hheemmmmm, kenapa dinamakan UMBUL ya Lim? *Serius nanya*
Nek ndek nggonku jenenge apa ya? *lali*
Moso istilahe mata air dudu UMBUL, mbak? mestine podo ah *mekso* :-P
Umbul: air yg mumbul (muncul meloncat dari dalam tanah)
Kayaknya sih…. Hahhaaha
Sok tau banget anaknya
Jgn dipercaya yaa… Iseng2 doang itu
Ah kecewa.. gak ada pemandangan papan gilesan di umbul ini :p
Ntar kena teguran dari KPI rempong… padahal pinginnya sih pasang foto yang topless di Sigedang :-p
Ajakin aku kesini kak
pengen foto bawah air juga :D
Airnya bening banget
Ayoo kpn ke Solo ntar kuanter keliling. Klaten lokasinya deket dari Solo, trus kamera underwater juga ready hehe
hohoho, ntar kalo mampir sana tak tagih :D
Haha siappp… tapi jgn mepet infonya biar jadwal diatur dulu ma sekretarisku #sokseleb *kmudian ditimpuk bakiak* :-D :-D
Njurrr mewek keinget klaten
Ahhhhhh ahhhhh ahhhhh
Trus balik dr umbul makan di pancingan janti
Ahhhhhhhhhhh
Langsung galau
Kirimin ikan bakar pake lalap dan samballl
Hahahahaaa
Hahaha anak Klaten nyasar di sini itu sesuatu banget ;-)
Sebagai cah Klaten aku merasa gagal, belum pernah ke satupun dari semua umbul yang disebut di sini… :(
Hehehe ayoo kenali Klaten, kalau ada objek baru kasih tahu saya ya :-D
Mungkin karena berkah gunung Merapi :D
Airnya sungguh segar dan melimpah ruah… nggak heran juga Klaten punya kebun tembakau yang luas :-)
Oiya ya, tembakau, bener2….
Kirain ini post buat lomba blog jateng..
Buahaha bukan Ri, ini tulisan lama yang kubikin bersemi kembali :-D