( Review ) Hotel Adhisthana : Kehangatan di Balik Seribu Jendela

Jendela-jendela lawasan yang dipasang tegak lurus dari bawah ke atas mengalihkan perhatian dan mengundang penasaran para pejalan yang melintas di depannya, termasuk saya. Sudah banyak bertebaran foto-foto dengan latar belakang jendela lawasan tersebut. Menjadi icon sekaligus pembeda dari hotel butik lain yang bertebaran di Prawirotaman.

Banyak yang mengartikan jendela-jendela yang tidak dipoles dengan sempurna itu sebagai seribu pintu. Bahkan ada yang mengatakan Hotel Adhisthana sebagai hotel seribu pintu di Yogyakarta. Terdengar seperti Lawang Sewu di Semarang yang memberi kesan dingin, huh? Nyatanya tak hanya seribu jendela saja yang menjadi keunggulan dari Hotel Adhisthana.

Hotel Adhisthana - Prawirotaman II no 613
Hotel Adhisthana – Prawirotaman II no 613

Butik hotel yang mulai beroperasi sejak bulan October 2015 menyimpan banyak kehangatan di dalamnya. Semua diawali dengan senyum ramah mbak Resepsionis yang menyambut kedatangan saya siang itu di Hotel Adhisthana. Sembari menunggu proses cek in, mata sudah dibuai oleh lobby yang dihiasi beberapa barang antik seperti telepon jadul, piring porselen dengan motif warna biru, dan bantal-bantal bersarung kain batik warna indigo.

Ada empat pilihan tipe kamar yang ditawarkan oleh Hotel Adhisthana, Superior Room dengan harga mulai dari 325.000,- untuk weekday, Deluxe Room dibuka mulai 388.000,- untuk weekday, sedangkan harga Studio Suite mulai dari 688.000,- per malam. Tak ketinggalan ditawarkan tipe Dormitory dengan harga 125.000,- per orang/ malam. Dormitory yang masih terasa asing di Indonesia mulai diperkenalkan di sini. Dormitory adalah kondisi satu kamar diisi banyak orang, berbagi kamar mandi dan berbagi privasi dengan teman sekamarnya yang baru.

Tipe dormitory menjadi keunikan dari Hotel Adhisthana karena sejauh ini belum banyak hotel di Yogyakarta yang menawarkan jenis kamar semacam itu.  Saat ini belum banyak tamu domestik yang menghuni dormitory, masih didominasi tamu dari mancanegara, kata Pak Bagus Anindito selaku Sales Division dari Hotel Adhisthana. Antara kurangnya pemahaman tentang dormitory atau masalah ketidaksiapan tamu domestik untuk berbagi privasi. Di Adhisthana sendiri baru tersedia satu female dormitory yang bisa menampung 6 orang dan satu male dormitory yang mampu menampung 8 tamu laki-laki.

lorong kamar di Hotel Adhisthana
lorong kamar di Hotel Adhisthana
tangga dengan hiasan jendela lawasan
tangga dengan hiasan jendela lawasan

Tak ada bosannya mengelilingi bangunan Hotel Adhisthana. Apa lagi kalau bukan karena arsitektur yang fotoable banget! Setelah puas foto ala ala, malam itu saya hanya menghabiskan waktu di dalam kamar yang dilengkapi ranjang queen size yang empuk dengan balutan linen yang bersih dan lembut. Furniture di dalam kamar yang sengaja tidak dipoles dengan sempurna semakin menambah unsur lawas yang diusung oleh Hotel Adhisthana. Ditambah shower gel dan shampoo yang diberi wadah terbuat dari tanah liat.

Shower gel yang menebarkan bau wangi di sana semacam aromaterapi yang menenangkan. Mata terpejam cukup lama di bawah guyuran shower. Merenungkan hal-hal baik yang saya lihat hari itu. Jendela-jendela yang berdiri tegak itu tak lagi memberi kesan kaku seolah sebuah hotel yang hanya menjadi tempat untuk merebahkan tubuh yang lelah saja.

Ada senyum ramah dari staff hotel yang menenangkan kegundahan hati. Ada kehangatan di balik tiap pintu kamar yang dihuni tamu dengan berbagai kisah kehidupannya. Hanya masalah kesiapan membuka hati untuk menerima kehangatan-kehangatan itu. :-)


Hotel Adhisthana
Jalan Prawirotaman II No. 613
Mergangsan, Yogyakarta.
Telp : ( 0274 ) 413888,
Email : [email protected]
www.adhisthanahotel.com

35 comments

  1. Bang, itu lantainya dari tegel ya? Keren ya, masih ada hotel yang mengusung tema lawas. Jadi ada keunikan tersendiri.

    Like

    • Tegel merah yang dipasang di koridor itu tegel terakota ( warna merah ) yang sekarang sudah sedikit rumah kuno yang pake karena dinilai lawas nggak modern. Hotel Adhisthana justru berhasil memadukannya dengan konsep jendela lawasannya :-D

      Like

  2. Masuk iki. Aku tertarik dormintoryne. Lumayan iso tambah konco. Sopo ngerti jodoh. EH KHAN PODO LANANGE NDOP??? Oh iyo lali. Hahahahahha..

    Like

    • Buahaha rapopo yen jodoh iso diajak mlaku bareng ae, mas. Kan jadi menambah pertemanan sesama lelaki :-D Dormitory sing male ada 8 ranjang, occupancy ne selalu full jadi usahakan pesen jauh hari ojo mepet :-)

      Like

      • Hahaha bener juga ya. Cowok khan seribet cewek. Hahahaha.

        Loh, ternyata rame ya dormintoryne. Tak kiro sepi koyok ndik fotomu kui.

        Like

  3. Oh ini hotel juga pernah saya dengar dari teman saya pecinta jendela krepyak lawas… memang keren banget… *memandangi jendela-jendelanya tak berkedip*. Harganya lumayan tapi Mas :haha. Kudu nabung dulu dengan banyak keikhlasan kalau kepengen menginap di sana. Doh kapan ya ke Jogja lagi? Pengen… :huhu.

    Like

      • Iya, rasanya kepengin nyolong jendelanya satu, kan ada banyak tuh di sana, kehilangan satu tak masalah dong #salah.
        Duh saya masih tipe traveler lokal yang membutuhkan banyak privasi, Mas *disambit*.

        Liked by 1 person

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

Gravatar
WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out / Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out / Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out / Change )

Google+ photo

You are commenting using your Google+ account. Log Out / Change )

Connecting to %s