Hitam Putih Pesanggrahan Warungboto

Letaknya tidak terlalu jauh dari Kebun Binatang Gembiraloka. Tidak ada beban tiket sekian rupiah untuk masuk ke dalam. Namun reruntuhan pesanggrahan yang dibangun oleh salah satu penguasa Kesultanan Yogyakarta terlihat sepi pengunjung. Rasanya penjaja angkringan di depannya pun tidak ada hasrat untuk turun ke bawah apalagi mengenalkannya.

Terlalu sepi. Seolah tempat itu dipenuhi aura mistis yang membuat mereka enggan untuk masuk. Nasibnya sungguh bertolak belakang dengan Taman Sari di kawasan Keraton Yogyakarta meski keduanya sama-sama berfungsi sebagai tempat permandian raja.

tembok pembatas Pesanggrahan Rejowinangun
tembok pembatas Pesanggrahan Rejowinangun

Ada sumber mengatakan bahwa Pesanggrahan Warungboto dibangun oleh Sultan Hamengkubuwana II ( 1750 – 1826 ) pada tahun 1800-an. Setelah beliau menggantikan posisi ayahnya yang mangkat pada tahun 1792, pemerintahannya dipenuhi gejolak. Tercatat Sultan Hamengkubuwono II ( selanjutnya disingkat HB II ) memerintah selama tiga periode. Periode pertama adalah tahun 1792 – 1810, lalu di tahun 1810 saat Daendels menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, HB II diturunkan dari tahta dan tahta diberikan kepada putranya.

HB II kembali memimpin tahun 1811 – 1812 setelah Inggris masuk dan Daendels tersingkir. Terjadi perang besar antar kerajaan di tahun 1812 dan kekalahan Kesultanan Yogyakarta, mengakibatkan HB II dibuang ke Pulau Pinang oleh Inggris. Anaknya kembali menjabat sebagai Sultan Hamengkubuwono III dan di masa itulah terbentuk Praja Pakualaman yang dipimpin oleh Pangeran Notokusumo ( kelak bergelar Pakualaman I ), adik tiri HB II.

Periode terakhir adalah 1826 – 1828. Usai dipulangkan dari tempat pembuangan, HB II kembali memimpin Kesultanan Yogyakarta. Usia yang sudah tidak muda dan penyakit membuatnya meninggal pada tahun 1828, tahta pun kembali pada cicitnya, Sultan Hamengkubuwono V yang saat itu masih berusia delapan tahun.

Miris jika melihat taman air yang dibangun oleh HB II terabaikan seperti yang saya lihat sendiri beberapa waktu lalu. Kondisinya terlihat mengenaskan. Belum ada penjelasan yang memadai di situs bersejarah yang terletak di Jl. Veteran, Warungboto, Umbulharjo tersebut. Hanya bisa berkesimpulan bahwa taman air ini terdiri dari dua lantai. Sayangnya anak tangga menuju lantai dua banyak yang sudah rapuh dimakan usia. Pun beberapa bagian situs yang rapuh akibat gempa bumi yang beberapa kali melanda Yogyakarta. Harus hati-hati saat menginjaknya.

reruntuhan di situs Warungboto
reruntuhan di situs Warungboto

Lantai atas terlihat seperti benteng pengawasan dan penjagaan saat si Sultan sedang mandi dikelilingi selir-selirnya. Sedangkan lantai di bawah terdapat dua buah kolam yang konon airnya melimpah saat musim penghujan tiba. Saat ke sana hanya mendapati kolam yang kering kerontang, penghujan masih malu-malu meneteskan airnya.

Sebuah kolam kecil berdiameter 4,5 meter memiliki pancuran air atau umbul. Persis di belakangnya terdapat kolam persegi yang berukuran 10 x 4 meter. Tidak ditemukan banyak simbol maupun relief seperti di Taman Sari. Entah hilang dijarah atau sudah diamankan oleh pihak berwajib.

Awalnya pesanggrahan ini disebut dengan Pesanggrahan Rejowinangun, entah kenapa dan sejak kapan warga sekitar lebih mengenalnya dengan nama Pesanggrahan Warungboto. Mungkin dulu ada beberapa bangunan yang mencuat batu bata sebagai pondasinya. Atau mungkin mungkin yang lain. Hanya bisa menatap iba reruntuhan bangunan samping yang mungkin dulu dikhususkan sebagai tempat ganti baju atau bahkan ruang khusus permaisuri dan selir. Sekali lagi tidak adanya penjelasan lengkap di dalam Pesanggrahan Warungboto, membuat saya hanya bisa berandai-andai.

tangga bagian belakang Pesanggrahan Warungboto
tangga bagian belakang Pesanggrahan Warungboto

Entah berapa kali gempa bumi turut serta menghancurkan pesanggrahan karya Sultan Hamengkubuwono II tersebut. Entah berapa kali ajuan untuk memugar situs bersejarah telah diabaikan. Hanya mereka yang tahu. Mereka yang tak perlu disebut nama apalagi instansinya. Yang jelas mereka berhasil membuat situs ini nyaris dilupakan oleh masyarakat.

Save our heritage!

27 comments

  1. Padahal taman sari terkenal banget. Hiks. Sedihnya ada tempat lain yang “diabaikan” begini. Padahal sama2 peninggalan sejarah😦

    Like

  2. Waaahhh aku baru tauu! Tau gitu pas ke Jogja kemarin aku kesana juga😦
    Makasih udah nulis kisahnya, jadi pengen ke Jogja lagi😀

    Like

    • Banyak orang kenal Taman Sari yang hits dan kompleks keraton aja, di luar itu ada banyak peninggalan bersejarah yang menarik untuk dikunjungi. Ini kode buat mbak Ratri untuk balik ke Yogya lagi.😀

      Like

  3. Lagi-lagi banyak yang terlupakan. Masih banyak anggapan kalau bangunan peninggalan zaman dulu yang sudah tak terpakai lagi brarti tidak bermanfaat dan alhasil begini adinya. Sedih

    Liked by 1 person

    • Katanya sih pesanggrahan ini malah difungsikan sebagai tempat semedi, katanya sih. Eman banget kalau bener sebagai tempat nggak jelas gitu. Jika dipercantik dan jauh dari kesan terabaikan pasti banyak wisatawan yang tertarik untuk masuk:-)

      Like

      • Wah, malah dibuat hal-hal yang gak bener ya Bang. Kalau memang benar di buat semedi, jadinya malah orang-orang takut untuk ke sana.

        Like

  4. Ini letaknya dimana Lim? Baru tahu nih. Aku piker Taman Sari adalah satu-satunya pemandian raja yang ada di Yogyakarta. Bolehlah kalau mampir ke Yogya lagi, aku main-main ke sini juga.

    Liked by 1 person

    • Kupikir dulu juga gitu, ternyata Taman Sari di kompleks keraton bukan satu-satunya lagi. Mungkin ada permandian raja yang lain di Yogya cuma belum terpublikasi. Seperti halnya raja-raja di Surakarta yang punya banyak persinggahan di Boyolali, Klaten, Sukoharjo dan beberapa tempat nyempil lainnya.

      Patokannya cari Kebun Binatang Gembiraloka, nggak jauh dari situ ada jalan lumayan besar dengan nama Jalan Veteran. Area tersebut sudah masuk Warungboto dan letak pesanggrahannya nggak terlalu jauh dari jalan besar:-)

      Liked by 1 person

      • Bagus juga nih kalau disasar jadi point eksplorasi baru. Menyusun cerita tentang pemandian para raja Mataram. Siip, makasih ancer-ancernya Lim:-)

        Liked by 1 person

  5. Sayang banget nih tenpat kaya ginian di acuhin

    Soalnya taman sari aja di eksplorasi sih. Tapi lihat dari tempat sepi sisi positifnya adalag tempat ini bisa jadi spot foto yang murah sekaligus eksotis

    Semoga aja dengan banyak yang ambil foto di situ membuat pemerintah jogja tertarik untuk memugar dan merawat tempat itu

    Njemur

    Cara gampang nolak mlm

    https://jildhuz.wordpress.com/2016/01/30/cara-simpel-menolak-prospekan-mlm/

    Liked by 1 person

  6. Ini mulai diabaikannya sejak tahun berapa Mas? Kayaknya sudah lumayan lama ya ditinggalkannya. Sayang banget, padahal bangunan zaman dahulu terkenal kuat dan temboknya tebal-tebal. Saya suka lengkungan-lengkungan di bangunan tua, mereka tampak begitu tebal dan kokoh. Kalau dijadikan taman air seperti Taman Sari mungkin bakal jadi bagus banget ya… mudah-mudahan bangunan ini segera direhabilitasi. Kasihan soalnya!

    Ikutan penasaran, ada berapa ya permandian Raja Mataram di Yogya? :hehe.

    Like

    • Sudah lama banget diabaikan, sejak tahun berapa saya kurang tahu, Gar. Beberapa kali terjadi gempa mungkin jadi alasan mereka diterlantarkan, pemerintahnya lebih memilih untuk merawat Taman Sari yang sudah hits.

      Bekas permandian di Yogya sedang kucari info-infonya. Kalau permandian raja Surakarta di Solo dan sekitarnya lumayan banyak. Ntar kuantar ke salah satunya kalo dirimu mlipir ke Solo lagi😉

      Liked by 1 person

      • Kesannya pemerintah di sana agak enggan merintis sesuatu dari awal dan lebih suka dengan objek yang sudah terkenal dari sononya ya Mas.
        Asyik… siapa tahu bisa mandi dan ketemu putri raja #eh.

        Liked by 1 person

  7. Jaman masih mburuh di pabrik kata-kata, setiap hari aku lewat pesanggrahan ini dua kali, tapi sekalipun belum pernah masuk ahahaha. Ternyata lumayan bagus juga ya, dari luar kelihatan serem sih. Ah, aku merasa gagal menjadi warga Jogja yang sebenarnya, kalah ro kowe mas😦

    Liked by 1 person

    • Hahaha brarti ini kode agar banyak PR nya kudu diselesaikan, mbak.😛
      Minggu kemarin aku barusan ngublek cagar budaya yang lain di Yogya. Yen udah nulis ntar colek mbak e ahh hahaha

      Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

Gravatar
WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out / Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out / Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out / Change )

Google+ photo

You are commenting using your Google+ account. Log Out / Change )

Connecting to %s