Sensasi Belanja di Ladies Market HONG KONG

Hujan yang membasahi kota selama berhari-hari sungguh membuat badan malas gerak keluar rumah. Bosan. Hanya bisa mengintai kehidupan dunia maya yang terpampang nyata di layar laptop sambil menunggu hilangnya warna kelabu di langit.

Jari telunjuk terus memutar roda mouse, mencari sesuatu yang menarik untuk dibaca. Termasuk katalog belanja online pun ikut ditelusuri. Cukup lama berhenti di laman koleksi tas Eiger di Zalora. Mata terus melihat ke arah layar, namun pikiran saya sudah melayang terbawa oleh kenangan. Bukan kenangan dengan mantan tapi kenangan tak terlupakan saat belanja tas jinjing di Hong Kong beberapa tahun lalu.

Tsim Sha Tsui - Hong Kong
Tsim Sha Tsui – Hong Kong

Malam itu bus pariwisata menurunkan saya dan beberapa teman di ujung jalan pusat perbelanjaan hits yang terletak di Mongkok, Kowloon. Namanya Tung Choi Street, tapi kebanyakan mengenal dengan sebutan Ladies Market. Setelah memasuki gerbang Ladies Market, kami segera berpencar mencari barang buruan yang sesuai dengan keinginan.

Petaling Street - Kuala Lumpur
Petaling Street – Kuala Lumpur

Suasananya hampir mirip dengan Petaling Street punya Kuala Lumpur, Malaysia. Petaling Street menjual serba-serbi souvenir berbau Kuala Lumpur dan Twin Tower-nya hingga kaos souvenir kaos tipis seperti saringan tahu. Sedangkan Ladies Market menjual tas jinjing bikinan Tiongkok, baju ala tante made in Guangzhou, sepatu ber-high heel dan pernak-pernik yang lain. Singkatnya sih barang serupa bisa didapat di beberapa lapak di Mangga Dua, Jakarta.:-)

suasana di Ladies Market
suasana di Ladies Market

Tidak ada nafsu untuk belanja membuat saya hanya bisa celingak-celinguk tak jelas sembari keluar masuk tenda-tenda plastik di sana. Dompet-dompet yang dijajakan si penjual tidak mengundang perhatian, justru dihindari. Alasannya cuma satu, harganya nggak murah. Pun dengan tas backpack dan tas jinjing yang digantung rapi di peyangga khusus oleh si penjual.

Ladies Market tentu berbeda dengan kompleks Tsim Sha Tsui yang dipenuhi jajaran butik dan toko yang menjual barang merk original bukan tiruan. Maka tak heran banyak wisatawan berharap menemukan tiruannya di Ladies Market, dilanjutkan dengan memamerkannya dan mengaku beli jauh dari Hong Kong. Padahal tak jarang barang tersebut juga dikirim ke luar Hong Kong oleh produsen dan mungkin diedarkan di Mangga Dua #teteup hehe.

Tsim Sha Tsui
Tsim Sha Tsui

Di sisi lain seorang teman yang sedari awal saya buntuti terlihat semangat meraba dan melihat dengan seksama desain tas jinjing yang dipamerkan di sana. Semangat belanja perempuan yang tidak perlu saya jelaskan lagi. Saat mendapat barang yang disukai, dia berusaha menawar karena tidak tertulis harga pas di lapak itu.

Kegembiraan diluapkan saat mendapat barang dengan harga yang menurutnya murah. Keluar masuk dari kios yang satu ke kios yang lain membuahkan belanjaan yang tidak mengecewakan. Jurusnya dalam menawar barang sungguh lihai. Menawar separo atau bahkan lebih dari harga yang dibuka oleh penjual. Tak perlu waktu lama, biasanya penjual juga memulai jurusnya, membuka harga dengan sedikit potongan. Tawar-menawar pun akan berlangsung dengan sengit. Ada penjual yang luluh dengan harga yang beneran bisa separuh dari harga awal, ada pula yang tidak mau melepaskan barangnya.

Nah, apesnya kami pernah mendapat sebuah lapak dengan penjual yang agak kasar. Proses tawar-menawar dimulai seperti sebelumnya. Setelah si penjual menyebutkan harga barang dan teman saya mencoba menawar dengan harga separuh dari harga awal, si penjual justru membalas dengan kata, “Are you crazy?”. Sedetik kemudian tangannya sudah bergerak ke jidat teman saya dan… menoyornya.πŸ˜€

Saya melongo. Yang ditoyor juga melongo. Sementara si penjual masih tertawa sambil mengumamkan “Are you crazy?” beberapa kali. Campur aduk antara prihatin dengan teman yang ditoyor, sekaligus ingin tertawa melihat kejadian tersebut. Baru pertama kali melihat penjual yang ringan tangan seperti itu. Untung kejadiannya nggak di Indonesia, jadi nggak kenal siapa teman saya yang sedari awal sengaja nggak saya sebut namanya. Hihihi.

Yah mungkin saja malam itu si penjual sedang datang bulan lalu sensi dan ringan tangan. Atau mungkin si penjual punya masalah keluarga yang dibawa di tempat kerja. Berpikir positif saja. Kalau nggak percaya atau penasaran ingin merasakan sensasi belanja di Ladies Market, monggo dicoba sendiri. Tapi siap-siap ditoyor ya!πŸ˜›

20 comments

  1. Duh saya kurang lihai dalam menawar, yang ada malah sayanya yang luluh duluan *doh*. Tapi postingan ini intinya mari belanja ke Mangga Dua ya, Mas? Tapi saya biasanya beli perlengkapan komputer di sana, bukan baju… *penting banget sik*.

    Like

  2. walaaah ampe ditoyor?! x)))))
    aku untungnya waktu ke HK sama temen cewe yang badannya gede dan tampangnya sangar, alhasil nawar-nawar meskipun kebangetan juga gak diapa-apain….kayaknya yg jual takut hahahaha

    btw kamu mau beli tas kremes ya kak?

    Like

    • Hahaha beruntung banget dirimu ajak temen yang badannya gede jadi nggak mungkin dikata-katain ama ditoyor. Anuhh kak, niatnya sih belanja tas jinjing hermes gitu, tapi pas mo gesek eh yang dibawa malah kartu jamsostekπŸ˜›

      Like

  3. hihihihihi… aku ama suami jg pernah di bilang crazy ama penjual gara2 suami sadis banget nawar barang :D… tp bukan di ladies market ini mas, pas di Ho chi Minh ;p.cuma kita beruntung sih ga pake acara di toyor ;p.. kalo iya suamiku bisa2 emosi ;p

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

Gravatar
WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out / Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out / Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out / Change )

Google+ photo

You are commenting using your Google+ account. Log Out / Change )

Connecting to %s