Tiket KA Brantas dari Stasiun Solo Jebres dengan keberangkatan tanggal 17 November pukul 16.57 sudah di tangan. Punggung sudah siap pegal selama sembilan jam perjalanan menuju Stasiun Pasar Senen di Jakarta ditambah tujuh jam perjalanan darat dan laut dari Jakarta menuju Lampung.
Tanggamus sudah menunggu saya…
Kali pertama menginjakkan kaki di Tanggamus, saya melihatnya sebagai sebuah kabupaten yang punya potensi wisata sangat besar yang belum banyak dilirik oleh turis. Maka dari itu kali kedua mendapat undangan untuk meliput Festival Teluk Semaka ke-8 yang berlangsung pada tanggal 20-21 November 2015, tanpa perlu pikir panjang saya mengiyakan tawaran yang diberikan.
Seminggu sebelum keberangkatan, para penggiat media sosial yang saya ikuti mulai meramaikan hastag #FestTelukSemaka. Bermunculan satu-persatu foto kebersamaan saat Festival Teluk Semaka digelar tahun 2014. Sungguh membuat kangen, rindu dengan semua moment yang pernah saya lewati bersama kawan-kawan blogger dan media yang lain saat itu.
Jangan bayangkan tamu undangan diberi fasilitas cukup WAHH berupa kamar di sebuah resort selama beberapa malam, apalagi makan di restoran terkenal seperti acara liputan yang pernah diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata tingkat Provinsi. Jangan pula berharap amplopan karena ini bukan acara berbudget sangat besar milik Kementerian Pariwisata.
Saya pribadi sudah senang dengan tindakan Disbudparpora Tanggamus yang setingkat kabupaten saja sudah jeli dalam memanfaatkan pengaruh media sosial. Menyebarkan potensi wisata dan mengenalkan Tanggamus lewat media saat festival tahunan berlangsung agar kabupaten mereka semakin dikenal wisatawan. Hal kecil yang menurut saya akan membawa pengaruh besar terhadap perkembangan obyek wisata di kemudian hari.
Hal itu pula yang membuat saya tak lagi memikirkan rasa capek akibat lamanya waktu perjalanan yang harus ditempuh dari Solo menuju Lampung. Tak lagi memusingkan budget di luar rencana yang akan dikeluarkan selama melakukan perjalanan tambahan. Semua demi mencari nilai kebersamaan serta petualangan baru yang tak terlupakan. Kenangan-kenangan yang terpatri akan berbeda dengan sebelumnya. Niscaya mereka tak akan terulang lagi.
Singkat cerita saya tiba di Stasiun Senen pukul dua dini hari. Dari sana saya berjalan menuju Stasiun Gambir, menunggu loket bus DAMRI yang menjual tiket jurusan Jakarta ( Gambir ) – Bandar Lampung ( Tanjung Karang ) buka pada pukul sepuluh pagi. Saya memilih keberangkatan pukul 22.00 WIB dengan maksud bisa tiba di Tanjung Karang dan bertemu dengan kawan yang lain keesokan harinya. Cerita ngemper di Jakarta selama setengah hari akan saya tulis di artikel terpisah.
Sekedar info, tersedia tiga pilihan harga tiket Bus DAMRI tujuan Lampung dengan tingkat kenyamanan yang berbeda, Bisnis Class dengan harga 160.000 rupiah, Executive Class 205.000 rupiah, dan Royal Class 240.000 rupiah untuk tujuan Tanjung Karang. Jam keberangkatan Bisnis Class 10.00, 19.00, 20.00, dan 22.00, untuk Executive 10.00, 19.00, 20.00, 21.00 dan 22.00, sedangkan Royal Class 08.00, 09.00, 19.00, 20.00, 21.00. Masing-masing memiliki kota tujuan yang agak berbeda satu sama lain, mulai dari Tanjung Karang, Metro, Pringsewu, Bandarjaya hingga Kotaagung dengan selisih harga 15.000 hingga 60.000 tergantung jarak tempuhnya.
Sesuai perkiraan, bus DAMRI yang saya naiki tiba di Tanjung Karang sekitar pukul 4 dini hari. Beberapa jam kemudian, saya bertemu dengan kawan blogger yang lain, baik yang sudah pernah jumpa berulang kali maupun kawan dunia maya yang baru ketemu pertama kali di dunia nyata. Sayangnya tidak semua kawan yang pernah hadir di Festival Teluk Semaka 2014 kembali datang ke Festival Teluk Semaka 2015. Ada berbagai alasan mulai dari sibuk kerja, tidak diundang kembali, sampai ada yang sibuk pacaran #ehh.
Perjalanan dari Bandar Lampung menuju Kotaagung baru dilakukan siang hari dengan dua mobil yang salah satunya diramaikan oleh Om Yo @kelilinglampung, Fajrin @fajrinherris, Encip @encipholic, Yayan @Omnduut, dan saya. Sementara mobil yang dibawa oleh Indra @duniaindra dihebohkan oleh rombongan emak-emak, tante Evi @eviindrawanto, tante Donna @donnaimelda dan mbak Rien @travelrien. Berkurangnya jumlah muatan tidak lantas membuat rombongan jadi garing, justru membuat obrolan kami semakin intim.
Canda tawa, musik yang terus berdendang di speaker mobil serta obrolan dan gossip panas menemani perjalanan selama kurang lebih tiga jam hingga gerbang selamat datang Kabupaten Tanggamus menyambut kami. Oh iya Museum Transmigrasi dan Jembatan Talang Air di Desa Fajaresuk sempat menjadi persinggahan kami. Yahh apalagi yang kami buru di sana, kalau bukan foto-foto ala tongbro ( tolong bro ) yang kelak dipublish di akun INSTAGRAM masing-masing.
Air terjun Way Lalaan menjadi akhir dari perjalanan hari pertama di Tanggamus. Tempat yang sungguh penuh kenangan, mendadak teringat dengan insiden telepon genggam di kebun kubis dan perjalanan extreme menuruni air terjun Way Lalaan Dua ( baca selengkapnya di sini ). Tawa terbahak-bahak saat mengingat kode yang pernah ditebar demi mabuk duren selepas dari mandi keringat menyelesaikan trek Way Lalalan tahun lalu. Tak disangka sore itu Elvan selaku salah satu panitia Festival Teluk Semaka langsung menyodorkan puluhan buah durian yang sudah matang pohon untuk kami santap sepuasnya! Tak perlu pakai kode lagi, saat itu juga saya dan kawan-kawan langsung mabok durian!
Sungguh awal perjalanan yang menyenangkan. :-)
Busyeeet kamu lagi rajin banget nulis yaaaa?
Hmmm obrolan yang intim? Ngobrolin apaaaa? Kancut? eh :p #Kepo :D
LikeLike
Biasaaa anak rajin ngeblog hahaha. Mumpung masih hangat jadi pingin nulis cerita perjalanan yang baru, sebelum ingatanku lumpuh #halah. Anuhh gossip itu, gossip ini, trus anuh anuh, dll :-D
LikeLike
Halim baru sampe langsung nulis?
Aku yang sudah istirahat lebih dari seminggu masih belum nulis apa-apa di blog. Masih dalam hati saja nulisnya hwhwhw
LikeLike
Selesai meluruskan boyok langsung dapat pencerahan, jadilah tulisan pertama rangkaian #FestTelukSemaka. Ayo semangat, mbak Rien. Apa perlu kusebar foto narsisnya di Jembatan Talang Air biar tambah semangat? Hahaha
LikeLike
wuiiiih ancamannya menyenangkan sekali tuh Lim. Buruan disebar Lim biar aku tambah ngetop wkwkwk
LikeLike
Eh itu pala emak-emak berbalut kain merah gede amat yak? Dia gak kepala besar kan?
LikeLike
Hahaha terima kasih buat emak model. Waktu itu nunggu si emak tengok dikit aja, tapi nggak keburu eh udah kepencet shutternya. :-D
LikeLike
Dan Halim tuh nyaris selalu bikin envy dengan kepandaian komposisinya. Padahal aku suka nyontek dirimu, tp kok gak kunjung pintar yah…
LikeLiked by 1 person
Hasil jepretan tante Evi sudah jadi khas loh, kalo nyontek diriku malah bikin daku tersipu malu hehe
LikeLike
Bantalmu belum diileri tapi sudah bikin postingan baru di blog! Hebaaaaaaaattt *sodorin jempol*
Kayaknya Om Danan ga dateng karena dia lagi sibuk pacaran ya akhir-akhir ini :lol:
LikeLiked by 1 person
Ngebut nulis mumpung belum ngiler, semoga tulisannya nggak terkesan buru-buru. Hihi. Btw barusan om Danan bilang takut di-php di komen lain, trus di sini mbak Dian bilang dia lagi sibuk pacaran. Curiga dia sibuk mbok php, mbak :-P
LikeLike
Xixixi, duren itu sambutan yang paling manis. Penghibur lelah subuh2 berangkat ke bandara. Ditunggu cerita selanjutnya.
LikeLike
Tanpa kode “uhuk”, panitia udah sodorin duren yang sangat banyak, bahkan masih ada sisa yang harusnya diambil di hari berikutnya. Beneran mabok duren! Hahaha
LikeLike
Awal perjalanan manis, menjanjikan cerita seruh nih di postingan selanjutnya :)
LikeLike
Ditunggu cerita selanjutnya ya, Qy. Dan ditunggu kedatangannya untuk mengekplorasi Tanggamus :-D
LikeLike
Kapan-kapan berangkat dari Bogor aja Lim, ada Damri jurusan Bogor Lampung kok, dijamin gak bakal ngemper. Tapi kalau aku pas di darat ya hahaha …
LikeLike
Kemarin kepikiran mau habisin waktu di Bogor juga, tapi apa daya Bartian pas nggak di Bogor. Jadilah ngemper sembari nunggu Damri jurusan Lampung berangkat :-)
LikeLiked by 1 person
Next time ya Lim, sambil makan es Goyobod hahaha
LikeLiked by 1 person
Siappp nagih Es Goyobos yang sering muncul di mimpi #halah :-D
LikeLiked by 1 person
Goyobod, bukan Goyobos :-D
LikeLiked by 1 person
Ahh, duriannya menggoda banget apalagi makannya di pinggir sungai. Kalau sudah mabuk durian tinggal nyemplung…
Salut deh dengan Pemerintah setempat bisa mengembangkan potensi wisatanya dengan menggaet Blogger hitz agar semakin dikenal. Terobosan ini yang patutnya dicontoh oleh kabupaten lain.
LikeLike
Syahdu banget makan durian diiringi suara gemericik air terjun yang terdengar dari kejauhan. :-)
Share is care. Mudah-mudahan dengan cara seperti ini, penduduk lokal yang belum tahu potensi menarik di daerahnya merasa bangga dan ikut mempromosikannya. Harapan saya kepada pemerintah setempat sih blogger daerah diikutsertakan di tiap acara yang diselenggarakan di daerah tersebut. Semoga bisa ditiru oleh kabupaten yang lain seperti kalimat yang ditulis Akbar di atas. :-)
LikeLike
Ngomongin boyok, jadi inget boyok tempos kereta Lampung-Palembang bahkan sebelum berangkat hwhw. Aku sirik bukan main pas liat cowok di depan bisa gegoleran di kursi sedangkan kita duduk 90 derajat, meh! hahahaha
LikeLike
Hahaha samaaa! Rasanya pingin ngeluarin sofa empuk dari kantong ajaibnya Doraemon kalo inget kondisi kursi kelas ekonomi kereta Lampung-Palembang :-D
LikeLike
Catet! itu kelas Bisnis ya buahahahahaha
LikeLike
Wkwkwkwkwkwjjwjwjwjwj serrruuuuu….. Jadi inget semua deh kenangan seru nya!!
Sungguh menghibur membawa tulisan Pak Halim ini hehehehehehhe….. Banyak kehadiran tentang gw yaaaa heheheheheh
LikeLike
Tenanggg, nama pelaku insiden telepon genggam yang terjadi tahun lalu tetap dijaga rahasianya kok. Aman! Hahaha
LikeLike
Link… mana link…. pelishhhhh
LikeLike
Mau tau atau tahu aja? Hahahaha. Ketik di kolom pencari “Kebun Kubis” #uhuk :-D
LikeLike
mantaaap nih mas
LikeLiked by 1 person
Matur nuwun mas :-)
LikeLike
Sungguh saya iri sama kalian.
LikeLike
Puk puk mbak Mel :-D
LikeLike
Kalau diundang yang ini dapat fasilitas apa aja Lim? :D
LikeLiked by 1 person
Bisa kenalan ama gadis Lampung ( kalo dia berkenan ) mz. Untungnya sih masih sendiri jadi ya foto-foto sendiri begitu #uopooo hahahaha
LikeLike
Aku nanya serius loh Lim
LikeLike
penjelasan panjang lebar kujapri ya mamaz Ariev ;-)
LikeLike
Sebagai orang yang kebetulan ikutan di festival yang sama, apa aku boleh jawab? :D
LikeLike
Boleh banget dong Om :D
LikeLike
Sesok tak undang acara kenduren di Jombang hehe
LikeLike
Asikk asikk… tenan loh Lid. Tak tunggu fasilitas seko Bapak Kholid selaku calon Bupati Jombang :-P
LikeLike
Padahal masih banyak potensi wisata bahari Lampung yang lain yang lebih potensial, Teluk Kiluan (dengan Lumba2 liarnya dan Pantai Pulaunya yang bagus), Pulau2 Pahawang Besar, Pahawang Kecil, Kelagian Besar, Kelagian Kecil dengan pantai, spot snorkeling dan divingnya. Tapi BTW salut dengan Pemda Kab. Tanggamus yang berupaya memaksimalkan potensi wisata yang ada disana.
LikeLiked by 1 person
Ahh banyak yang belum dijelajahi, rasanya nggak cukup seminggu untuk explore alam di Lampung indah-indah. Warga Lampung kudu bangga dengan kecantikan daerahnya dan berusaha mengembangkan potensinya mulai dari diri sendiri ;-)
LikeLike
Sayang waktu itu saya sedang tidak di Jakarta jadi belum bisa menyambangi dirimu Mas :hehe, mohon maaf ya. Awal perjalanannya bikin penasaran :haha, saya selalu suka mengenang bagaimana detik-detik berlalu dalam kebersamaan perjalanan, euforia dan rasa yang bergetar di hati selama masa-masa itu selalu sangat berharga, masa yang tak mungkin lagi dapat diulang. Festivalnya sendiri keren banget ya, salut dengan penyelenggara yang sangat melek dengan media dunia maya dan media sosial. Cerita selanjutnya ditunggu ya, Mas!
LikeLike
Kabupaten-kabupaten di Lampung baru mulai mengiatkan budaya lokalnya melalui festival tahunan dengan mengenalkannya ke khalayak melalui media sosial. Festival Teluk Semaka sendiri keunikannya ada pada tarian yang tumbuh kembang di pesisir bagian barat. Ehmm kuceritain detailnya di tulisan selanjutnya ajah hihihi.
LikeLiked by 1 person
Baiklah, make me curious :haha.
LikeLike
blogger undangan beda dengan blogger kondangan *benerin konde dan kebaya
aku ingin pulang limmmmmm
LikeLike
Pulanglah omm, Natar city udah menunggumu :-D
LikeLiked by 1 person
Kayaknya natal ini pulang
LikeLike
temen blogger asal kota yang sama ini memang gak pernah ketemu, habis pergi terus..kapan ada di solo, btw kenal sama yang punya wedangan rumah nenek, kmrn sempet ngobrol katanya kenal juga sama mas halim san..:))
LikeLike
Kebetulan aja nggak pernah ketemuan karena saya lagi mlipir ke luar kota, mas hehehe. Macam belum waktunya ketemu :-D Udah kenal lama dengan Pak Berto, sejak Wedangan Rumah Nenek buka hehehe.
LikeLike
iya pak berto malah nyuruh saya kalau pengen foto foto rumah nenek dan ditulis juga gpp ..cuma belum kesana lagi saya mas..
LikeLike
mantap nih mas, pengen juga bisa keliling indonesia :D
LikeLike
Terima kasih Wahyu. Never stop dreaming ajah :-)
LikeLike
Asyik tenan ya bisa ngebolang sampe ke luar pulau. Kabupaten cerdas, memberi informasi pada khalayak dengan medsos pada momen terbaiknya. Perlu dicontoh tuh sama kabupaten lainnya..
LikeLike
Semoga bisa dicontoh oleh kabupaten yang lain yah. Terima kasih, mbak Adin :-)
LikeLike
Alkhamdulillah,,, Lampung akhirnya berbenah, perjalanan yang seru. Saya sebagai orang yang berasal dari lampung ikut senang mas atas semua ini, tapi mirisnya saya malah gak kemana – mana di sana, hehehe
LikeLike
Masih banyak alam dan budaya Lampung yang belum diangkat. Nggak cukup satu minggu buat kunjungi semuanya hehehe. Lain waktu pas melipir ke Lampung, harus sempetin mlipir ke salah satu obyek wisatanya biar semakin bangga sebagai orang Lampung, mbak Anis ;-)
LikeLike
Itu jembatan bagus sekali ya . Heritage kah?
LikeLike
Jembatan Talang Air buatan Belanda, Mid. Ada beberapa yang masih tersisa. Dulunya cuma buat talang air yang menghubungkan dua bukit, sekarang fungsi ganda jadi jembatan hehe
LikeLike
aer terjun keren .
pengen ah nanti main kesana
LikeLike