Bentangan alamnya masih sepi dari pengunjung tak bertanggung jawab yang kadang meninggalkan sampah di mana-mana. Nama obyek wisata di sana juga masih asing di telinga wisatawan karena belum banyak diekspos oleh media. Seolah pesona alam di Kabupaten Tanggamus, Lampung sedang menunggu waktu untuk terkenal. ( Atau membiarkannya terus bersembunyi dari media agar tidak rusak akibat muncul di acara jalan-jalan ala ala? )
Selain memiliki air terjun – air terjun di lereng Gunung Tanggamus, keindahan pantai di Teluk Semaka dan Teluk Kiluan, jangan lupa bahwa Tanggamus juga punya TNBBS atau Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan rangkaian dari Bukit Barisan yang membentang dari Aceh hingga Sumatera bagian paling selatan, Provinsi Lampung.
Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Pesisir Barat dan Tanggamus memiliki tujuh puluh persen Bukit Barisan Selatan dan tiga puluh persen lainnya berada di wilayah Kabupaten Kaur, Bengkulu. Oleh UNESCO, taman nasional yang memiliki area seluas 355.511 ha tersebut telah dinobatkan sebagai Tropical Rainforest Heritage.
Rhino Camp menjadi tujuan utama saya dan kawan lain yang tergabung dalam Tour D’Semaka saat mengunjungi TNBBS tahun lalu. Tak disangka pos yang awalnya didirikan sebagai tempat pos penjagaan dan pengawasan terhadap Badak Sumatera yang pernah menampakkan diri pada tahun 2005 itu memiliki pesona yang tak kalah menarik.
Selama melakukan penjagaan, petugas hutan menemukan flora dan fauna langka di sekitar Rhino Camp, seperti Tarsius Bancanus, kelinci Sumatera, kantung semar, bunga bangkai serta Rafflesia Arnoldi, bunga terbesar di dunia. Flora yang saya sebutkan terakhir bisa dikatakan tumbuh subur di sekitar camp. Sepanjang tahun kita bisa melihatnya bermekaran selama beberapa kali.
Rafflesia Arnoldi pertama kali ditemukan di hutan tropis Bengkulu pada tahun 1818 dan dikenalkan ke dunia oleh Dr Joseph Arnold selaku penemu dan Sir Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin ekspedisinya. Maka dari itu penamaan Rafflesia Arnoldi didasarkan pada gabungan kedua nama tersebut.
Kami beruntung saat itu menemukan bunga padma raksasa ( Rafflesia Arnoldi ) yang sudah mekar beberapa hari. Warna kelopak bunga sudah terlihat tidak cerah, cenderung gelap tapi masih memancarkan kharisma keanggunan. Di samping bunga terlihat sebatang dahan dari tumbuhan merambat Tetrastigma sebagai tanaman inang. Rupanya Rafflesia Arnoldi harus menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang karena dia tidak memiliki daun untuk berfotosintesis.
Bunga ini tidak berbau busuk seperti bunga bangkai Amorphophallus, hanya mengeluarkan bau khas yang menarik perhatian lalat untuk membantunya melakukan penyerbukan. Jadi tidak ada masalah untuk melihat dari dekat lima kelopak bunga yang mekar dengan indah dan mengamati lebih dekat benang sari dan putik dari bunga nasional Indonesia tersebut.
Jika berkunjung di saat yang tepat, pengunjung dapat menjumpai bunga Rafflesia Arnoldi yang baru merekah dengan warna oranye kemerahan bertotol putih. Sayangnya tidak ada yang bisa menebak kapan bunga tersebut akan merekah termasuk ranger hutan sekalipun. Umurnya pun sangat singkat. Setelah bersembunyi di dalam cangkang yang mirip sayuran kubis berwarna kecoklatan selama kurang lebih 8 bulan, dia akan mekar dan hidup selama 7 hari saja. Selanjutnya akan layu dan mati.
Area Rhino Camp terletak di pinggir jalan raya lintas Sumatera yang bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi dari Kota Agung menuju Sukaraja dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam. Jika berkunjung tidak lebih dari tiga hari, pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk terlebih dahulu di Kantor Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Jika ingin melakukan ekspedisi, pembuatan film yang memakan waktu lama, ada keharusan untuk mengurus SIMAKSI atau Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi yang bisa dilakukan secara online di website resmi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan http://tnbbs.org/.
Tunggu… Ini baru kisah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang terletak di Kabupaten Tanggamus. Masih ada pesona dari Tanggamus yang lain. Masih ada cerita dari rangkaian Festival Teluk Semaka yang tak kalah seru dengan tahun sebelumnya yang menunggu untuk diceritakan. ;-)
to be continued…
wah, di Tanggamus juga ada bunga Raflesia toh Lim. Jadinya nggak perlu jauh2 ke Bengkulu.
LikeLike
Iya, rasanya pernah lihat ada gambarnya di pamflet.
LikeLike
Selain Badak dan Gajah, Raflesia Arnoldi juga menjadi kebanggaan Provinsi Lampung. Meski yah banyak orang menyangka bahwa Raflesia Arnoldi hanya tumbuh di Provinsi Bengkulu aja :-)
LikeLiked by 1 person
Setelah Rhino Camp ditinggalkan oleh Badak Sumatera, area ini mulai ditumbuhi Raflesia Arnoldi. Ngarepnya bunga tersebut tetap tumbuh subur di sana agar Tanggamus punya kebanggaan terhadap keindahan alamnya. Ngarepnya lagi, acara jalan-jalan di tipi nggak meliputnya secara berlebihan. ;-)
LikeLike
wekekekek, jadi yg dianggap biang kerok itu acara televisi? bukan narsis selfienya traveler gaul kekinian Lim? :D
LikeLike
Sebenarnya efek samping dari acara jalan ala ala juga. Pelaku foto binyong kekinian udah nggak bisa kukomen lagi deh, hanya bisa nunggu mereka lebih dewasa dan matang oyot dengan sendirinya hahaha.
LikeLike
Wah kerimbunan hutannya bikin pengen jalan-jalan ke situ, dan akses jalannya kayaknya bagus ya Lim. Halus dan rata. Lucky you to see that amazing flower :-)
LikeLike
Jalan lintas Sumatera di sana udah lebar dan mulus seperti pipi bayi, Bart :-D
Usai nulis ini jadi agak dilema setelah tahu nasib bunga di Pathuk yang lagi heboh di media sosial itu >.<
LikeLike
Bunga di Puthuk Setumbu? Bunga apa dan kenapa Lim? Aku belum tau ceritanya ,,, cerita cerita cerita
LikeLike
Selalu salah pengucapan antara Teluk Semaka, seringnya dibaca Teluk Semangka
LikeLike
Yang betul adalah Semaka yang merupakan salah satu nama kerajaan lama di Lampung. Sayangnya di beberapa peta nasional ditulis Semangka seperti Hendi yang keliru membacanya hehehe
LikeLike
Pantesan…
LikeLike
Semaka kaka!!!! :)))
LikeLike
Ditunggu cerita-cerita seru lainnya yaa Lim ^_^
LikeLike
Ini baru pemanasan di sela ngilang – belum pulang rumah hahaha
LikeLike
Wah beruntung sekali Mas dirimu bisa menyaksikan banyak bunga Rafflesia itu, baik di saat kuncup mau mekar dan di saat mekarnya, dulu saya waktu kecil pernah baca di Majalah Trubus, dan ingat satu kata, “liana”. Kayaknya mesti buka majalah itu lagi deh buat tahu liana itu yang seperti apa :haha.
Iya Mas, dirimu lama menghilang :haha, tapi sesuailah dengan nama blognya, bocah ilang :hihi. Ditunggu tulisan-tulisan keren selanjutnya! :hehe.
LikeLike
“Liana” mirip nama orang, bukan someone special Gara? Hahaha. Kalo udah ketemu seperti apa “liana” kasih tau daku ya :-) Kelamaan ngilang sampai bulan ini minim postingan, sepertinya kudu ngebut nulis biar cerita keseruan Festival Teluk Semaka kemarin bikin Gara mupeng hihihi.
LikeLiked by 1 person
Liana itu akar yang tempat bergantung hidupnya bunga raflesia itu Mas :hehe. Dulu dijelaskan siklus hidupnya makanya saya ingat :hihi.
Sip, postingannya ditunggu! Saya yakin banyak yang bisa membuat saya mupeng :haha.
LikeLike
wah ada bunga raflesianya, oh masih bersambung toh
LikeLike
Bersambung ke obyek menarik lainnya di Tanggamus, biar rajin mampir baca :-D
LikeLike
mas halim (aku tertiu wajah cute-mu mas, kirain kelahiran 90an) hahaha…
dirimu berjodoh dengan lampung yah…
kalo ada trip kesana ajakin dong hehee
makin ngiri pengen ke lampung
aku belum pernah liat bunga rafflesia, baru bunga bangkainya aja (titan arum)
cewe lampung cakep2 mas #gagal fokus
LikeLike
Entah kenapa Lampung punya magnet kuat yang mampur menarik hati pemilik baby face ini. Hahahaha. Dari Jambi bisa kan mampir ke Lampung, barangkali pas mampir ke TNBBS bisa lihat bongol Raflesia Arnoldi atau malah waktu dia sudah mekar :-)
LikeLike
Kayaknya aku pernah lewat jalan ini… Naik motor. Pertama kesini kagum aja hutannya lebat bnaget… Ah lahir di lampung juga,,lihat ginian norak
LikeLike
Hutan rimbunnya TNBBS sungguh keren, rasanya waktu jalan di Kalimantan ama NTT nggak pernah nemu yang serimbun ini. Om, kapan Way Kambas bareng? :D
LikeLike
Berasa kaya di film avatar ya lihat hutannya… Dengan kesibukan kaya skrg ngga bisa banyak php, mau kemana kemana
LikeLiked by 1 person
Dulu banget melihat bunga Raflesia Arnoldi ini di buku pelajaran sekolah dasar. Entah kapan pun bisa melihat langsung. Ternyata ga semua bunganya berbau busuk ya. Beruntung sekali bisa melihat langsung ya bang..
LikeLike
Jenis Raflesia Arnoldi tidak berbau busuk seperti Bunga Bangkai yang bentuknya memanjang ke atas itu. Banyak yang bilang kami beruntung saat itu, bunga belum membusuk dan berubah warna menghitam. :-)
LikeLike
Whoa seruuuu. Aku belum pernah liat Rafflesia Arnoldi. Cantik banget.
LikeLike
Bunga langka yang tidak bisa diperkirakan waktu tumbuhnya. Mesti melihatnya secara langsung suatu hari nanti :-)
LikeLike
Waaaaa udah lihat Raflesia aja. Aku nyari2 di sono belum ketemu koh. Belum rezeki kayaknya :'(
LikeLike
Banyak yang kecelek perihal lihat bunga Raflesia, sepertinya dia lebih memilih turis ganteng untuk lihat dia mekrok hahaha
Btw komenmu masuk spam lagi kaka, ntah kenapa :-D
LikeLike
belum kesampaian liat bunga tersebut, moga next ada kesempatan mas
LikeLike
Amin… semoga cabe-cabean nggak mlipir ke kebun ini juga :-D
LikeLike