Pernah berpendapat bahwa ada banyak daerah di Indonesia yang minder mengenalkan kuliner tradisionalnya. Penduduk lokal sangat terbuka dengan ragam kuliner yang dibawa oleh pendatang. Akibatnya kuliner tradisional di daerah tersebut hilang perlahan, digeser dan dikalahkan oleh popularitas kuliner baru.
Setelah melakukan perburuan kuliner di Pulau Madura, saya baru sadar bahwa perantau dari Madura yang menetap di Jawa dan pulau lainnya malah melakukan hal sebaliknya. Mereka berkreasi dengan resep kuliner asli daerah asalnya agar olahan makanan yang dijualnya bisa diterima oleh penduduk lokal di tanah rantau. Sayang hasil akhirnya justru melunturkan rasa dari kuliner asli Madura.
Jangan kecewa jika tidak menemukan Soto Madura di Madura. Soto Madura yang dijual di Jawa ternyata hasil kreasi dari Soto Sulung khas jawa Timuran yang memakai jerohan sapi sebagai bahan dasarnya. Begitu pula dengan warung Sate Ayam di Madura yang ternyata tidak sebanyak lapak Sate Ayam Madura yang bertebaran di luar Madura.
Lalu seperti apa sih kuliner yang mudah ditemui di Madura ?
Are you ready? ;-)
________
Dalam perjalanan Sampang-Pamekasan, saya dan seorang kawan mencari keberadaan Warung Mina yang kerap dibicarakan orang. Setelah tanya sana-sini ternyata warung tersebut baru buka malam hari. Untungnya ada sebuah warung yang menjual menu tak beda jauh dengan Warung Mina. Tak lama kemudian si penjual menyodorkan sepiring nasi dilengkapi potongan ikan tongkol yang sudah dibumbui, bakmi, gorengan semacam bakwan, ditambah taburan kering tempe dan terancam ( parutan kelapa bumbu pedas ).
Warga sekitar menyebutnya Nasi Kobel yang merupakan singkatan dari “korang abelih”, bahasa Madura yang kira-kira artinya kalau kurang boleh kembali ( ambil ). Sebenarnya Nasi Kobel adalah nasi bekal para nelayan yang akan melaut. Bekalnya berisi nasi porsi besar diisi dengan lauk potongan ikan tongkol dan tambahan lauk lain seperti cumi atau peyek udang. Kuliner yang sekilas mirip dengan Nasi Rames ini banyak dijumpai di sepanjang jalan Pantai Camplong, Kabupaten Sampang dengan harga mulai dari 6.000 rupiah.
________
Perjalanan dilanjutkan ke arah timur tepatnya 15 kilometer dari Pamekasan menuju Sumenep. Tak jauh dari Pasar Keppo yang terletak di Jalan Raya Keppo, Kabupaten Pamekasan terdapat sebuah warung soto yang kecil tapi punya kuliner maknyus. Warung yang dirintis sejak tahun 1986 tersebut mengolah soto ayam dengan cara yang unik dan memperkaya rasa dari soto. Mengingat letaknya di daerah Keppo, maka si pemilik memberi nama Soto Keppo.
Dari gambar di atas memang seperti soto ayam pada umumnya. Eits, dijabarkan dulu baru komentar. Kuah kaldu ayam berwarna bening diguyurkan ke dalam mangkok yang sudah diberi suwiran daging ayam, irisan telur, soon, dan potongan kecil kentang. Tak lupa diberi taburan taoge goreng dan remukan keripik. Jangan cari kecap, karena tidak tersedia kecap di warung ini.
Remukan yang terbuat dari campuran adonan tepung terigu dan tepung beras itulah yang membuat Soto Keppo tambah lezat. Remukan yang semakin melunak karena meresap air kaldu bercampur dengan kuah kental dan potongan lontong yang sudah disediakan di meja. Ughh, sungguh bikin kepo! ( Harga mulai dari 8.000 rupiah )
________
Sebelum memasuki Kota Sumenep ada sebuah warung sate yang sudah terkenal dengan sajian sate dan gulenya. Siapa yang nggak penasaran dengan sate di Madura? Sayapun sangat penasaran. Warung Sate Tiga Lima yang terletak di Jalan Waringin 5A, Bluto, Kabupaten Sumenep menjadi pilihan saya untuk melihat dan mencicipi seperti apa sate di Madura.
Menu favorit pelanggan di sini adalah Sate Ayam dan Sate Kambing. Setelah seporsi Sate Ayam mendarat di meja makan, ternyata oh ternyata potongan daging ayam di tiap tusuknya tidak sepelit yang dijual di Jawa. Irisan boleh tebal tapi dagingnya tidak terasa ulet, ditambah kecapnya yang tidak terlalu manis, sungguh Sate Madura yang bukan “Sate Madura”! Apalagi saus kacang yang diolah dengan istimewa sehingga saya susah menjabarkan campuran bumbu yang dipakai. :-)
Selain Sate Ayam dan Sate Kambing, pelanggan warung juga terlihat banyak memesan Gule. Untuk kuliner yang terakhir, wajib dicoba juga karena kuahnya mendapatkan nilai sangat istimewa! #kodekeraskuducoba
________
Sekali lagi saya tidak menemukan “Soto Madura” dengan bahan jerohan sapi di Madura. Kuliner berkuah seperti soto di Kota Sumenep justru memakai bahan utama kaki sapi atau kokot dalam bahasa Madura. Warung Adnan di Jalan Wahidin no. 5 merupakan salah satu warung makan dengan menu Kaldu Kokot yang terkenal di Kota Sumenep. Ada dua pilihan favorit yang disediakan oleh Warung Adnan bagi para pemburu kuliner yaitu, Kaldu Biasa dan Kaldu Kikil.
Yang pertama, potongan tulang disajikan dengan kuah rebusan yang sudah diberi bumbu kemudian ditambahkan potongan kecil singkong rebus dan kuah bubur kacang hijau. Sedangkan Kaldu Kikil disajikan dengan potongan kikil dan diberi lebih banyak kuah bubur kacang hijau yang membuat kuah gurihnya semakin kental. Lontong dan gorengan terbuat dari ketela menjadi teman dari Kaldu Kokot. Jika pelanggan ingin menambah rasa manis tinggal menambahkan bumbu kacang halus yang sudah disediakan di piring terpisah.
Kaldu Kokot dengan harga 30.000 rupiah perporsi ini jadi salah satu kuliner khas Madura terlezat yang pernah saya cicipi. Katanya sih kaldunya bikin stamina badan tambah strong, katanya loh. Tapi strong buat apa dan siapa? :-P
________
Note : Daftar kuliner di atas membuktikan bahwa Madura tidak hanya punya kuliner bebek-bebekan yang ada di Bangkalan saja. Memang belum semua kuliner di Pulau Madura sempat saya cicipi dan tulis di sini. Masih ada rujak dengan petis khas Madura yang maknyus, lalu Nasi Serpang dan banyak kuliner lain yang tak kalah menarik.
Jadi, tunggu apa lagi?
Selamat berwisata kuliner di Madura. ;-)
Walaupun tanpa Madura, tapi semua sedap kok. Nasi Kobel itu mengajarkan kita agar penuh kasih. Kalau orang belum kenyang, apa laginelayan yang kerjanya butuh energi banyak, akan tertolong deh :)
LikeLiked by 1 person
Nasi Kobel jadi mirip dengan kisah kasih nasi Padang yang dibungkus isinya pasti lebih banyak dibanding nasi yang dimakan di tempat ya :-)
LikeLike
dari sekian kuliner yang tersaji di blognya mas halim adalah Sate Ayam ,Sate Kambing Bluto dan soto keppo yang menarik perhatian saya. karena menurut saya itu adalah senyawa yang bikin lidah ini bergoyang :)
LikeLike
Sate Bluto-nya saus kacangnya sedap banget, nggak terlalu manis seperti saus kacang sate di Solo, mas. Kalo mlipir Madura wajib cicip salah satu atau mungkin mau borong semuanya juga boleh :-D
LikeLiked by 1 person
Indonesia memang kaya akan keajaiban kuliner ya Mas. Banyak di antara masakan di sini yang baru saya dengar (maklum, saya anaknya kuper :haha). Tapi saya favorit semua deh kayaknya, soalnya saya suka dengan yang gurih-gurih, apalagi yang banyak dedagingannya! :hoho. Petualangan perut yang sangat menyamankan, kalau saya bayangkan :hehe.
LikeLiked by 1 person
Kabar gembiranya daftar di tulisan ini belum semua kuliner di Madura dimasukkan hahaha. Kuliner lokal memang kudu cicip langsung pas ke sana sendiri biar punya petualangan perut yang asoy. Bentar lagi nulis heritage ahh biar Gara makin nggak sabar ke Madura :-P
LikeLiked by 1 person
Boleh… ditunggu tulisannya :)).
LikeLike
Waduh..kalau saya makan apapun kudu minimal manis [kecap] maklum lidah jawa banget. Agak mirip dengan realita kota dawet ayu Banjarnegara yang justru sedikit penjual dawet di kota sendiri. Kalaupun ada setahuku cuma satu didaerah tapen, wanadadi yang paling terkenal dan enak. Sisanya malah sering ditemui dikota besar lain misal jakarta dengan embel-embel “dawet ayu khas Banjarnegara” digerobaknya. Akan tetapi soal rasa tentu beda dengan yang dijual dikota asal Banjarnegara.
LikeLike
Tidak disediakan kecap dengan harapan biar pelanggan merasakan kaldu asli dari soto kali ya. Kalau sudah tercampur dengan kecap dan saus sambal biasanya rasa sudah campur aduk nggak keruan hehehe. Baru tahu loh dawet ayu di Banjarnegara malah jarang. Kebetulan belum pernah explore sana. Sepertinya ini kode buat mlipir deh :-D
LikeLike
jadi kudu bawa kecap sendiri sebelum mencicipi kuahnya hehehe. hayoo mampir dong ke Banjarnegara : )
LikeLiked by 1 person
Hahaha boleh boleh bawa kecap sendiri :-D Banjarnegara sudah masuk agenda, mudah-mudahan bisa segera ke sana hehe
LikeLike
wah..mudah2an bisa bertemu ya..
LikeLike
Wah…. madura…. beberapa kuliner di atas sudah saya cicipi, maklum saya anak madura tulen. Mau sedikit ralat ya, kobel itu -korang abelih- bukan -korang ambelih- hehehe. Memang kaldu kokot itu yang paling sering ditanya sama orang2 yg pernah kulineran ke madura. Sate madura yg paling terkenal itu sate lalat -sate lala’- soalnya ukurannya kecil2 kayak lalat. Oya soto di madura itu hampir tiap kabupaten beda-beda, kalau bisa nyicipin soto semenep, karena mnrt sayaa itu enak bgt, hehe. Terimakasih sudah menuliskan ttg madura, saya aja blm pernah, jd terinspirasi jg buat nulis kuliner khas madura
LikeLiked by 1 person
Asyikk ada anak Madura komen di tulisan ini. Wahh sate lala’ terdengar menarik, duhh jadi kepingin balik Madura lagi. Boleh nih lain waktu kalau kembali ke Madura dikenalkan ke kuliner yang saya belum pernah coba hehe. Terima kasih untuk ralatnya kepanjangan dari kobel. Akan segera saya edit. Salam kenal yah :-)
LikeLike
Boleh… boleh… dengan senang hati :-) semoga kalau ke madura pas saya lagi di madura hehe
LikeLiked by 1 person
wooww… Indonesia tuh kaya banget yah. Banyak banget kuliner yang belum saya cobain.. Berarti mesti banyakin jalan-jalan lagi nih
LikeLike
Masing-masing daerah punya kekhasan sendiri. Yukk jalan. Eh tapi banyak nabung dulu baru banyak jalan dink hihihi
LikeLike
soto kepo yang warna kuning itu kok kayak …. hahaha
LikeLike
Mirip soto? Yah namanya juga soto hahaha. Cicip sendiri biar nggak pnasaran :-P
LikeLike
Mirip anu hahaha… aku mau cobain sate aja deh
LikeLike
kalo gi travelling memang gak kan pernah lewatkan kuliner nya…masing-masing daerah punya kekhasannya…mudah-mudahan melalui blog ini bisa dipromosikan …heeeee
salam
LikeLiked by 1 person
Iya nih saya selalu sempatin berburu kuliner tradisional. Percaya bahwa dengan membeli dari mereka, secara tidak langsung ikut membuat mereka percaya diri dengan kuliner daerahnya dan membantu mempertahankan ketradisionalan daerah tersebut :-D
LikeLiked by 1 person
wooow ke Madura…mlewati rumahku dong (pamekasan). hehe…
yup bner,harus nyobain sate Lala’ (B. indo:Sate Lalat)
LikeLike
Ohh rumahnya di Pamekasan? Dulu malah sempat bermalam di kotanya loh dan pingin balik lagi ke Pamekasan. Alasannya ada beberapa bangunan tua di tengah kotanya *mata berbinar*
LikeLike
Saya mau dong soto kepo yg bkin kepo org haha
LikeLike
Cuma Soto Keppo aja? Yakin nggak mau lainnya? Ya udah ngak jadi nraktir Kaldu Kokot :-P
LikeLike
Kalo ditraktir aku mau semua jg gpp
LikeLiked by 1 person
Soto Kepponya kok bikin ngeces yaaa ..
Penampakannya mirip Soto Surabaya atau Soto Lamongan, kuning gitu kuahnya, tapi sepertinya lebih ringan. Duh, beneran kudu eksplor Madura lagi nihhh .. :D
LikeLiked by 1 person
Kuah Soto Keppo-nya kental trus remukan kripiknya juga nggak merusak rasa asli soto. Apalagi ditambah tempe goreng… Slurpp banget, Zah :-D
*kmudian dibalang mangkok*
LikeLike
Tergoda dengan Nasi Kobel. Sederhana, tapi nikmat :)
LikeLike
Porsi Nasi Kobel yang saat itu kupesan cuma nasi separuh ( seperti yang terlihat di gambar ). Kalau nggak bilang dari awal, si penjual akan memberi porsi nasi normal yang isinya menggunung di piring hehehe.
LikeLike
Oke. Aku pesen sepertiga porsi aja kalau gitu :D
LikeLike
Duh baca nya sambil nelen ludah berkali-kali
LikeLiked by 1 person
Hihihi setelah baca ini jangan menahan lapar, kasian perut :-P
LikeLike
astagaaaa jam makan siang terjebak kerjaaan trus baca iniiiii, dosa apa aku Tuhaaaan? T_T *pegangin perut*
LikeLiked by 1 person
Untung nggak terjebak kenangan ya kak. Banyak pilihan kuliner Madura, mari, mari silakan pilih hahaha
LikeLike
Eh, banyak sekali ternyata. Padahal yg saya thu semua sate dan soto sama aja. :)
Salam hangat dari Bondowoso.
LikeLike
Sebenarnya masih ada banyak pilihan kuliner Madura, sayangnya saat itu keburu waktu jadi nggak sempat bikin perut buncit akibat cicip semua kuliner di sana :-D
Terima kasih sudah berkunjung. Boleh nih saya dikenalkan dengan kuliner Bondowoso hehe.
LikeLike
kaldunya bikin meleleh nih…enak kui…
LikeLike
Kaldu Kokot-nya maknyus banget yah :-D
LikeLike
Suegerrrrrr…. *Piring mana piring* :D
Memang sih seperti itu nyatanya. Orang-orang terjebak pada paradigma, “kalau ke Madura, jangan lupa makan Bebek Sinjay!” Ya memang itu yang ramai, tapi kalau mau berjalan terus ke timur, ketemunya ya makanan-makanan tradisional yang khas dan sederhana seperti ini…
http://papanpelangi.co/2015/10/23/di-balik-kesulitan-ada-kemudahan/
LikeLike
Ehh ini minta piring buat nampung iler atau mau pesan salah satu kulinernya? Hahahaha.
Marketing si bebek yang lebih maju ketimbang kuliner tradisional di sisi timur Madura membuat paradigma itu kali ya, Qy. Maka dari itu daku ingin pembaca sadar bahwa Madura nggak cuma sebatas Bangkalan, masih ada kabupaten yang lebih menarik :-)
LikeLike
Pesen maemnya Mas :3
Iya, Asyik sih sebenarnya main ke sudut-sudut Madura yang terkesan keras dan udik :)
LikeLike
Duh sotonya bikin ngiler mas…
LikeLike
Kalau masih ngiler setelah selesai membaca tulisan ini berarti kode buat segera main ke Madura hahaha
LikeLike
nah yang begini nih.. namanya warung.. tapi seleranya resto :) pas dikantong..nikmat pastinya
LikeLike
Toss dulu… :-D :-D
LikeLike
Weleeehhhh….ngecess tenan moco iku. Apalagi soto keppo tu jan tenan marai kepo hehehhe….
LikeLiked by 1 person
Yukk cicip Soto Keppo langsung biar nggak kepo lagi, mbak Muna :-D
LikeLike
hadeuuuhhh… bikin ngileeeeerrrrr……
Kangen sama soto madura ini :(
LikeLike
Pilih soto yang mana hayoo? Kaldu kokot di Sumenep juga enak loh ;-)
LikeLike
dari semua kuliner yang ada, yang paling saya suka sama sate bloto :3
LikeLike
Saus kacang Sate Bluto rasanya nggak terlalu manis, satu kata : enakkk :-D
LikeLike
kok jadi pengen makan kaldu kikil ya.. hmmm
LikeLike
Jadi… buruan cuti trus liburan ke Sumenep :-P
LikeLike
aaakkk pengen sate bluto. Dagingnya gede gede :)
LikeLike
Sate khas Madura yang beda dengan kenyataan Sate Madura selama ini :-D
LikeLike