Nama Pulau Semau belum sepopuler Pulau Rote yang mempunyai ombak besar yang diburu oleh para surfer domestik maupun mancanegara. Di mesin pencari juga masih sedikit orang yang melukiskan keindahannya, malahan ada yang menyebutkan Pulau Semau sebagai pulau mistik. Belum lagi ragam informasi harus membawa bekal dari kota sebelum menyeberang, jika menginap harus numpang di rumah penduduk atau membawa tenda sendiri, hingga berita beredarnya buaya muara di pinggir pantai!
Sempat muncul keraguan saat nama Semau disodorkan oleh @yofangga beberapa hari sebelum keberangkatan ke Kupang. Namun keraguan itu memudar setelah melihat sendiri pesona Pulau Semau yang diam-diam menghanyutkan. Pulau yang menunggu kepedulian dan arahan dari pihak Dinas Pariwisata agar masyarakat setempat lebih siap mental dalam menyambut kedatangan wisatawan.
Jadi Pulau Semau punya hal menarik seperti apa?
Di tulisan sebelumnya ( bisa klik di sini ) saya bercerita tentang jalur nyasar off-road yang diberikan oleh peta-sok-tahu-segalanya untuk memintas jalan menuju Goa Letbaun. Perjuangan berat roda sepeda motor sewaan dan tangan pegal menahan stang tidaklah sia-sia. Terbayar dengan pemandangan indah di dalam goa.
Jalan menuju Goa Letbaun sudah terarah ( masuk di salah satu halaman kebun milik penduduk ) dengan tanda batas halaman berupa tumpukan karang. Jalan setapak menuju lokasi masih berkarang cukup tajam sehingga sepeda motor tidak bisa dibawa mendekati posisi goa.
Jika pernah mendengar tentang Goa Kristal, Goa Letbaun hampir mirip seperti itu. Air sebening kristal dengan rasa payau tersembunyi di bawah tanah dengan kedalaman air mulai dari satu meter. Jalan masuk mulut goa tidak terlalu dalam dan securam Goa Kristal, jadi aman dituruni. Sayangnya saat berkunjung ke sana, banyak terlihat sampah plastik di ujung-ujung goa, entah ulah wisatawan tak bertanggung jawab atau malah penduduk lokal yang belum menyadari pentingnya kebersihan air untuk Semau.
Obyek selanjutnya terletak tidak jauh dari Goa Letbaun. Penduduk Letbaun menyebutnya Pantai Letbaun, pantai berpasir putih dengan serpihan karang merah sehingga dari kejauhan warnanya terlihat sedikit pink. Keunikan pantai ini adalah jajaran cangkang kerang kima berukuran sangat besar yang diletakkan di rumah pantai milik para nelayan. Cangkang tersebut diisi air laut, didiamkan di bawah terik sinar matahari agar muncul kristal garam. Cara sangat tradisional untuk mendapatkan garam laut! :-)
Perjalanan dilanjutkan melewati jalan berpasir pantai yang halus. Saking halusnya, sepeda motor berkali-kali terseok, oleng kanan-kiri, bahkan hampir jatuh terjerembab. Boleh dibilang jalannya nggak santai banget, rasanya badan jadi tegang dan cepat capek. Menghentikan kendaraan dan berdalih mengambil gambar di sepanjang jalan, salah satu cara tepat untuk menghilangkan rasa capek. seruput es kelapa muda
Di tengah nggak santainya jalan berpasir menuju Pantai Otan yang dipenuhi perahu-perahu nelayan, Pantai Batu Inan yang masih sepi dan syahdu serta Pantai Onanbalu selalu ada senyuman-senyuman dari penduduk setempat yang meluluhkan hati. Mereka selalu melemparkan senyum manis tanpa pamrih saat melihat pejalan melintas di depan mereka.
Menyegarkan kembali ingatan tentang hubungan antarmanusia yang dewasa ini semakin langka di kota besar yang sudah terkontaminasi dengan kecanggihan teknologi. Saya pun balik melemparkan senyum dan sapaan ringan sembari menundukkan kepala sebagai rasa hormat agar tidak meninggalkan kesan sebagai orang kota sombong yang dianggap kurang membumi.
Pada akhirnya tidak semua obyek menarik di Pulau Semau habis ditelusuri dalam satu hari. Melewatkan Bukit Liman yang katanya memiliki view tebing yang keren, pantai-pantai lain di pesisir barat dan selatan, serta hal-hal tak terduga yang mungkin menarik tapi belum diperkenalkan. Meski kurang puas, Pulau Semau memberikan penutup perjalanan yang indah dan tak terlupakan.
Seperti pernah saya ceritakan sebelumnya bahwa Pelabuhan Onan Batu tidak memiliki jembatan, tangga apalagi papan khusus untuk menaikkan sepeda motor penumpang di atas perahu, begitu pula menurunkan kendaraan ke dermaga. Sehingga bongkar muat perahu dilakukan berdasarkan kekuatan tangan, keterampilan dan tentu saja keberuntungan! Seperti aksi nahkoda salah satu kapal di Pelabuhan Onan Batu yang saya sebut dengan nama Mas Macan.
Kondisi air laut surut pada sore hari membuat lokasi pelabuhan kedatangan berbeda dengan pelabuhan keberangkatan. Sehingga posisinya digeser ke dermaga lebih tinggi dengan kondisi penumpang harus menuruni beberapa anak tangga untuk bisa naik perahu. Sebentar… Lalu bagaimana dengan barang bawaan penumpang seperti sepeda motor? Dengan sudut kemiringan yang WOW, Mas Macan dibantu awak kapal menurunkan sepeda motor melewati anak tangga dermaga. Dia terlihat lihai memainkan rem dan menahan stang agar sepeda motor tidak tergelincir jatuh ke laut.
Susah membayangkannya? Intiplah sendiri di Pulau Semau… ;-)
Yang Goa Letbaun kenapa ga pake fotonya Yofangga yang lagi berpose dewa di sana? :lol:
Pulau Semau keren yaa Lim?
Kalau ga ngikuti tulisanmu, ga bakal tahu soal Pulau Semau ini
LikeLike
Yen pake foto kui wedi blogku dicekal mengumbar foto mesum hahaha. Pulau Semau keren banget. Mesti nyeberang ke sana kalo mbak Dian ke Kupang lagi, kujamin nggak nyesel ;-)
LikeLike
nama pulau nya aja udah bikin tertarik :-) kalau soal keindahan nya keknya gak bakal ragu kalau emang indah bangeth…
Jalan2Liburan → Pantai Kamari dan Matahari Terbit Pertama di Santorini
LikeLike
NTT memang punya banyak keindahan yang nggak ada habisnya dibahas keindahannya hehe. Masih punya keinginan nonton Semana Santa di Larantuka seperti mbak Feb nih :-D
LikeLike
Bagus sekali ya pemandangan alamnya. Tp kesanannya perjuangan banget ya.😢
LikeLike
Petualangan banget jadi nggak nyesel sepulang dari perjalanan beratnya Semau, jadi punya banyak cerita seru dan tak terlupakan yang bisa diceritakan kelak. Trust me it work, mbak Clara ;-)
LikeLiked by 1 person
pulau semau emang selalu kece apalagi pantainya bikin rindu
LikeLike
Dah pernah ke sana ya Win?
LikeLike
udah bg ryan, dulu aku pernah tinggal di kupang 10 bulan
LikeLiked by 1 person
Wowww. Asik ya
LikeLike
iya bg eksotik disana
LikeLiked by 1 person
Sayangnya kemarin nggak sempat kecibang-kecibung gegara issue buaya muara yang beredar di pesisir, Win… jadi pingin balik ke sana lagi khusus buat tanning di pantai :-D
LikeLike
aku masih penasaran ama rotenya
LikeLiked by 1 person
Pantai2 ntt emang keren abis…birunya jd pengen nyebur
LikeLike
Alam NTT cakep semua mas Erwin. Jadi ketagihan pingin balik ke sana lagi bahkan kalau bisa menetap hahaha :-D
LikeLike
Pantai2nya bagus mas. Aku baru tahu soal pulau ini. Ah Indonesia cuantikkk.
LikeLike
Letaknya nggak jauh dari Kota Kupang, jadi bisa banget melipir ke sini seharian dari pagi sampai sore. Mau nginep juga boleh, yang penting niat untuk bertualang, menikmati alam, dan lupakan gadget hehehe
LikeLiked by 1 person
Yang terakhir biasanya jadi yang paling sulit ya.
LikeLike
Kayaknya enak keliling-keliling di sana pake sepeda Lim. Tapi panasnya menyengat nggak sih? Hehehe.
BTW, keren sekali emang itu akrobatnya Mas Macan dkk bisa membawa motor begitu. Buruh angkut Sunda Kelapa kayaknya kalah tuh :D
LikeLike
Sepedaan keliling pulau, kedengeran asik banget Wi. Panas e uhmm panas banget sih hahaha.
Atraksi pelabuhan yg bikin senyum plus ketar-ketir deg-deg ser pas lihat sepeda motornya nyaris lepas dari pegangan :-D
LikeLike
aah, tripmu ke sana seru sekali. tambah pengen ke Kupang!
enak tuh kalau bawa tikar untuk piknik, terus ngadem di bawah pohon sambil baca buku. :)
LikeLike
Tikar yoga trus bawa irisan buah-buahan plus sambel lotis, ugh pasti tambah syahdu, kak Yuki *brb buka lapak rujak+lotis di Semau* :-P
LikeLike
hahhaa terus habis sendiri karena kelamaan nunggu pembeli!
LikeLike
waaah sempat ada isu buaya muara yah ?
LikeLike
Entah buaya lepas dari penangkaran atau mendarat dari UFO mana, yang jelas pantai-pantai di Kota Kupang seperti Pantai Lasiana sudah diberi papan peringatan dilarang berenang terlalu jauh agar tidak digigit buaya. Pun dengan Pulau Semau punya kabar buaya sempat nyasar ke sana, tapi kabar terakhir mengatakan sudah ditangkap oleh warga. :-)
LikeLike
Sepintas, pesisir di sana mirip dengan pesisir selatan Lombok, dan pantai berlantai koral putih itu mirip dengan sebuah pantai yang kemarin saya sambangi di Ternate. Gabungan mereka berdua agaknya ada di Pulau Semau ini ya Mas. Cantik sekali. Menyatu dengan alam, menikmati dinamika masyarakat. Cara terbaik untuk sekadar duduk dan sadar bahwa kita cuma titik kecil di tengah jagad raya mahaluas. Oke, saya berdoa supaya saya bisa dibawa ke sana, dengan sedikit keajaiban :hihi.
LikeLike
Nikmati ciptaannya tapi jangan lupa untuk menjaga dan membawa sampah keluar dari pulau mengingat belum ada proses pengolahan sampah yang mumpuni di pulau. Sedih kalau lihat manusia-manusia yang cepat puas dengan keindahan alam tersebut tak lama kemudian khilaf membuang sampah sembarangan. Ngarepnya Pulau Semau tetap terjaga kebersihan dan kesunyiannya saat Gara berkunjung ke sana ;-)
LikeLiked by 1 person
Ups, persis dengan apa yang saya temukan di Gunung Tunak, agaknya. Semoga saja ya Mas :amin.
LikeLike
Ah iri banget deh sama trip mu ini Lim, seru dan keren banget tempat yang dirimu kunjungi. Tapi aku tetap penasaran, soal cerita buaya itu gimana? Beneran ada atau fitnah belaka? Soalnya aku pernah liat di berita TV, kalau ada kejadian penduduk yang dimakan buaya waktu lagi tidur siang di rumahnya di dekat pantai.
Tapi apapun itu, trip ke Timur mu ini bikin ngiler :-)
LikeLike
Kalo di Semau beredar berita korbannya anak perempuan yang katanya ditemukan masih utuh di dalam perut buaya saat ditangkap oleh warga. Sayang kemarin nggak sempat ngobrol dan memastikan dengan nelayan yang saya jumpai di Pantai Otan. Meski ceritanya kedengeran hoax banget, tapi ada rasa was-was pas mau main air di pesisir, parno sendiri dikira melihat buaya pas lihat batang pohon di pinggir pantai hehehe. :-D
LikeLiked by 1 person
Hahahaha iya ya. Pasti was was kalau ada cerita macam itu 😊
LikeLike
nangis darah :(
LikeLike
Tenang bro, next beli tiket baru trus tak kancani ben dirimu nggak nyasar atau malah takut diculik di Kupang :-P
LikeLike
semauuu :(.. blm refund tiket… ini pdhl lgi musim2 bagusnya pantai lho ya.. lgi panas bgt. ta kmbli lg.. belum jodoh sprtinya agustus ini
LikeLike
Tahun depan keliling Flores lanjut Timor, trus ke Timor Leste, ending di Sumba. Ehmm cutinya sebulan cukup kok *melipir kalem* hahaha
LikeLike
wkwwk yang sabar dam mungkin bisa dicoba taon depan :P
LikeLiked by 1 person
Ayok ikutan de.. haha
LikeLike
Kayaknya mas mas yg megangin sepeda motor itu musti daftar jadi anggota Avengers yaaaa…
LikeLike
Ide bagus tuh, bisa daftarin lewat Stark co. atau lewat Captain Ameriki?
Rikues nama “Mas Macan” ya hahahaha
LikeLike
Keren bgt tempatnya dan kelihatan panas bgt ya
Salam dari http://informasipanduanwisata.blogspot.com/
LikeLike
Salam kenal dari jejak-bocahilang, Arno. :-)
LikeLike
Aih. Cantik banget. Butuh biaya berapa kak ke sana?
LikeLike
Nggak banyak kok, asalkan bisa hemat dan belanja secukupnya selama perjalanan :-)
LikeLike
eh itu pantai karang belum ada namanya?
waah saking naturalnya bisa namain pantai nih :P
LikeLike
Sepertinya pantai karang tersebut ada namanya, tapi hanya penduduk lokal yang mengetahuinya hehe. Ada banyak pantai kecil di sepanjang pesisir, bolehlah mencari satu yang masih belum bernama lalu diberi nama ;-)
LikeLike
Waaaah namanya bagus ya semau, se-mau hehehe… Daaaan lagi-lagi mas Halim membuktikan diri kalau bener-bener si bolang…
Btw, serem deh itu pasti pulangnya dibandingin pas berangkatnya hehehe
LikeLike
Saat mas Macan bawa turun sepeda motor ke dalam perahu, saya hanya bisa pasrah. Takut tapi tetep penasaran lihat dari awal sampai akhir, sungguh keterampilan yang patut diacungi jempol hehehe.
LikeLike
Waaaaaah, keren juga ya orang-orang sana, angkatinnya bukan barbel lagi, motor hehehe
Semoga lekas dibangun dermaga ya di sana mas, untuk mempermudah keadaan di sana hehe
LikeLiked by 1 person
wuih senangnya bisa lihat keindahan di timur sana… trenyuh krn yg kita rasakan di pulau jawa di sana blm tentu ada, tapi trenyuh juga klo di sana “diserbu” turis yg kadang menyusahkan meninggalkan sampah
LikeLike
Wah pantaiiiii … <3 <3 <3
Jadi inget dulu sepedaan seputaran Gili T rasanya beraaaattt banget kl udah nemu pasir … mending turun, trus dituntun.
Itu nurunin sepeda motornya jago banget :o
LikeLike
Waktu jalan ke jalan pasir pantai terseok-seok, malah hampir jatuh berkali-kali hahaha. Tapi jadi seru pengalamannya :-)
Kalo mau ke Gili-gili ajakin daku, om Tim ;-)
LikeLike