Cicip Kuliner Khas Bandung di #HarrisDiscGlow

Hentakan musik disco classic di Convention Center HARRIS Hotel & Convention Ciumbuleuit malam itu berhasil membuat kaki dan badan para tamu yang hadir bergoyang mengikuti irama. Goyangan yang makin lama terasa makin asyik, bukan jingkrak-jingkrak ala anak band metal atau geleng koplo ala disco house.

Tema #HarrisDiscGlow yang diusung dalam rangka grand opening dan warming party hotel kedua Harris Hotel di Kota Bandung tak jauh dari genre disko-pop tahun ’70 hingga 80-an. Gemerlap bola disko, baju ketat bling-bling, celana cutbray, hingga kostum ala Elvis Presley dikenakan oleh para staff hotel. Sungguh glamour tempo doeloe.

Di sisi kiri ruangan convention center, sudah berjajar rapi gerobak-gerobak yang menyajikan aneka makanan lezat. Mulai dari bakso, martabak telur, sushi, aneka dessert dan makanan khas Bandung yang membuat perut sudah tidak sabar lagi untuk dikenyangkan.

Dimulai dengan rentetan pidato pembukaan dan peresmian grand opening HARRIS Ciumbuleuit yang disampaikan oleh pihak manajemen Tauzia dan HARRIS Ciumbuleuit  termasuk Yudi Alamsyah selaku General Manager, tamu yang terdiri dari coorporate, media dan blogger langsung berhamburan keluar dari ruangan. Mereka mulai mengantre di depan gerobak-gerobak kuliner yang menyajikan makanan yang mereka sukai.

Sebagai pemburu makanan tradisional, kesempatan ini sungguh mengembirakan. Saya bisa mencicipi kuliner khas Bandung di satu tempat, tanpa perlu bersusah payah keliling kota demi mencicipi mereka. Semua tersedia di warming party HARRIS Ciumbuleuit tanggal 8 Mei 2015 lalu. Yayy :-D
________

Mengawali marathon kuliner dengan jajanan khas Bandung bernama Kue Cubit. Kue manis yang disajikan bukan bertabur meises lagi, melainkan spesial dengan topping ovomaltine hingga remahan OREO! Belum lagi adonan dengan campuran teh hijau yang sengaja dibuat lembek, sehingga terasa meleleh di mulut. Sungguh awal yang manis nan bikin gemuk.

Makanan pembuka berikutnya adalah Banros atau dikenal juga dengan nama Kue Pancong yang gurih memikat. Penganan terbuat dari tepung beras dan parutan kelapa tersebut sungguh membuat lidah bergoyang. Sayang saya harus menahan porsi Banros agar bisa melanjutkan marathon kuliner. Anggap Bandros menetralisir rasa manis dari Kue Cubit yang saya makan sebelumnya. *elus perut*
________

Lontong Kari Bandung
Lontong Kari Bandung

Aroma sedap dari kaldu bersantan Lontong Kari sudah tercium dari kejauhan. Bumbu halus lengkuas, kunyit, kemiri, jahe dan cabai merah yang dimasak bersama santan menghasilkan kuah kari yang sungguh menggugah selera. Racikan daging sapi yang sudah dilumuri bumbu juga tak kalah nikmat. Empuk, tidak ulet pula. Emping sebagai pelengkap Lontong Kari khas Bandung semakin membuat saya cemas dengan kadar kolesterol dan asam urat. Tak apalah, kan nggak setiap hari makan enak begini. :-P
________

Bakso Tahu - Bata(tanpa)gor
Bakso Tahu – Batagor Bandung

Banyak orang bilang nggak afdol kalau ke Bandung belum makan Bakso Tahu/ Batagor atau Siomay Bandung. Demi kekinian, akhirnya sepiring berisi satu tahu dan satu siomay mendarat mulus di telapak tangan. Bumbu kacangnya terasa lebih halus dan lebih enak dari pada batagor yang pernah saya makan di Solo. Mungkin lokasi makan yang menentukan, atau mungkin hanya perasaan saya saja akibat “afdol”.
________

Mie Kocok Bandung
Mie Kocok Bandung

Makanan khas Bandung lain yang saya icipi adalah Mie Kocok Bandung. Penampilannya berbeda dengan mie yang pernah saya temui di Jawa Tengah dan ini pertama kalinya saya mencobanya. Terdiri dari mie gepeng diberi pelengkap taoge dan potongan kikil yang kemudian diguyur kuah kaldu.

Kuahnya kental, kikil atau tulang sumsumnya yang diracik dengan pas menghasilkan tekstur empuk sehingga terasa lumer di mulut. Ugh, lezatttt. Tak lupa diberi taburan bawang goreng dan irisan daun seledri. Herannya tidak terlihat si penjual ngocok mie atau ngocok yang lain, jadi bingung sendiri kenapa disebut Mie Kocok? #abaikan :-)
________

Perut langsung membuncit dalam waktu singkat, dengan terpaksa menutup mata saat melihat lapak Bir Bintang. Tapi tidak bisa menutup mata saat melewati meja panjang dengan aneka dessert yang menggoda seperti Tiramisu, Opera Cake, Red Velvet dan lain-lain. Comot satu, comot dua, comot tiga. Ya ya, bilang saja kalau saya sangat rakus hahaha.

latte art dari House of Culinaire COFFEE
latte art dari House of Culinaire COFFEE
barista House of Culinaire COFFEE
barista House of Culinaire COFFEE

Saat akan meninggalkan acara, ternyata ada godaan lebih dahsyat lagi. Semula saya meremehkan jajaran mesin kopi yang dipajang di salah satu lapak di dekat pintu samping convention center. Hanya mengambil brosur yang mengiklankan Barista Academy yang beralamat di Jl. Naripan no. 60 Bandung. Berpikir mereka hanya menjual alat pembuat kopi. Ternyata oh ternyata para tamu bisa mencicipi cappucino yang diracik oleh para barista sepuasnya!

Latte art yang diperagakan oleh barista dari House of Culinaire Coffee sungguh menarik perhatian. Mereka membuat topping berbentuk love, leave clover, teddy bear dan lainnya tanpa cacat, membuat saya berdecak kagum dan berhasil seruput dua cangkir cappucino. #okesip

Alhasil perut terasa bengah saat naik ke kamar, namun sangat puas bisa cicip kuliner khas Bandung dan makanan lezat lainnya. Hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada Tauzia buat undangannya dan selamat atas Grand Opening HARRIS Hotel & Convention Ciumbuleuit Bandung. ;-)

29 comments

  1. Hotel konsep disco. Cocok nih bagi generasi muda 80-an sprt saya hehehe… Dan itu makanan untuk dimakan semua ya? Duh perutnya langsung menggigil dan lidah ngeces nahan selera…

    Like

    • Konsep disko cuma pas grand opening saja. Kamar hotelnya sendiri punya style yang nggak kalah seru. Reviewnya setelah postingan ini hehehe
      Iyaaa makanannya menggoda perut semua, sayang kalau nggak dicicipi satu-prsatu, tapi cemas kadar kolesterol naik :-P

      Like

    • Kuah Lontong Kari yang disajikan uenakk puol, sayang kemarin lupa nanya alamat warungnya. Niatnya mau cicip langsung ke tempatnya pas main ke Bandung lagi. Ntar nanya ke marketing hotel aja ah biar nggak penasaran #niat hahaha

      Like

    • Uenak puol… apalagi mereka sengaja didatangkan dari warung/ pedagang kaki lima yang terkenal punya cita rasa nggak ngawur. Satu malam marathon kuliner bikin timbangan naik deh >_<

      Like

    • Makanan khas Bandungnya disediakan pas grand opening kemarin tgl 8 Mei aja. Tapi di restoran Harris Ciumbuleuit ada kuliner yang nggak kalah menarik. Ditunggu tulisan selanjutnya yah hehehe

      Like

  2. bandros mengingatkanku pada gandos rangin, makanan yang cuma ada di pasar (waktu kecil belinya di pasar ampel) … mie kocok aku malah kurang suka, soalnya ada kikilnya hehe, kurang nge-blend rasanya kalo sama mie dan toge.. aku pernah sekali nginap di harris citilink, dan emang konsepnya kita nginap di hotel buat syatcation, makanan enak, fasilitas lengkap dan ehm…stafnya geulis2 :D

    Like

    • Nahhh iya banros ini mirip gandos kalo di Jawa Tengah. Aslinya jajanan di Jawa nyaris sama semua, cuma penamaannya aja yang beda, tergantung lidah keplesetnya penduduk lokal hahaha

      Like

      • :D kalo di betawi kalo gak salah temen kuliah dulu bilangnya kue rangin apa pancong gitu lupa deh..

        Like

  3. Aku kira siluet yang di foto disko itu dirimu, Mas. Iyakah?
    Puas banget dengan makanan kalau adanya sebanyak itu! Wah, surga banget buat pecinta kuliner seperti saya :hihi. Soalnya dari deskripsinya, kayaknya makanannya sangat enak dan enak sekali ya Mas :haha.
    Saya baru tahu kalau Kue Cubit dan Kue Pancong itu aslinya dari Bandung. Bertebaran di setiap sudut Jakarta sempat membuat saya berpikir kalau itu makanan ibukota, eh ternyata aslinya dari Tatar Priangan :hehe. Yah, kalau kata orang, apa sih yang tidak ada di ibukota…

    Jadi lapar!

    Like

    • Sayang sekali Anda kurang beruntung menjawab, foto diskonya entah mas siapa, yang jelas bukan daku hahaha…

      Setahuku kue cubit banyak ditemukan di Jawa Barat, kalo kuliner asli Jakarta nggak jauh dari pengaruh Betawi. Kerak telor, es selendang mayang, soto Betawi, nasi gila, duhh jadi laper ngomongin makanan hahaha. Kalo kue pancong di Pulau Jawa banyak, serupa tapi beda nama per daerahnya :-D

      Liked by 1 person

      • Hoo demikian :hehe. Saya belum pernah makan kue pancong, kayaknya mesti cari-cari, nih :)). Terima kasih informasinya :hehe.

        Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

Gravatar
WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out / Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out / Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out / Change )

Google+ photo

You are commenting using your Google+ account. Log Out / Change )

Connecting to %s