Selimut awan tebal seperti gumpalan arum manis di pagi hari. Hamparan hutan hijau saat siang hari. Kerlap-kerlip bintang di langit dan cahaya dari lampu rumah-rumah di kota pada malam hari. Bentangan pemandangan dari puncak sebuah gunung memang sungguh menakjubkan. Tak heran semakin banyak pendaki gunung dadakan yang memenuhi puncak gunung-gunung di Indonesia setiap harinya.
Rekor naik gunung saya hanya sebatas Gunung Ijen di Banyuwangi, Gunung Batur di Bali, dan gunung yang tidak lebih tinggi dari 2.400 mdpl. Nafas pendek ( ditambah faktor U ) menjadi halangan sekaligus ketakutan yang membuat saya berpikir terlalu berlebihan saat mendapat ajakan untuk muncak. Sadar diri dan tidak ingin berlomba-lomba dengan yang lebih muda, namun ingin dianggap kekinian. Jadilah saya muncak ke salah satu gunung yang terletak di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta yang punya pemandangan nggak kalah keren.
Tidak terlalu jauh dan tidak terlalu tinggi. Hanya berjarak dua puluh lima kilometer dari kota Yogyakarta, sekitar tujuh kilometer dari Bukit Bintang yang terletak di Kecamatan Pathuk. Susunan batuan beku berupa andesit dan lava akibat dari pembekuan magma yang terjadi enam puluh juta tahun lalu itu hanya memiliki tinggi sekitar 700 meter dari permukaan air laut. Tidak setinggi gunung-gunung lain di Pulau Jawa kan? Tapi jangan keburu meremehkan trek dan pemandangannya di puncak sana.
Saat berkunjung pertama kali di tahun 2013, gunung ini berhasil membuat saya jatuh hati. Sejauh mata memandang, tidak nampak sampah plastik berserakan di balik semak apalagi tumpukan bungkus popmie peninggalan para pendaki yang selesai berkemah. Tong sampah sudah disediakan di beberapa tempat dan tanda peringatan untuk ikut serta menjaga lingkungan sudah ditancapkan di beberapa sudut. Tak ketinggalan papan-papan kayu dengan tulisan penyemangat agar pendaki amatir terus berusaha naik sampai puncak.
Tentu usaha melestarikan lingkungan tersebut tidak datang begitu saja. Setiap hari pemuda-pemudi setempat yang tergabung dalam Karang Taruna Bukit Putra Mandiri berkeliling dan memungguti sampah yang sengaja/ tidak sengaja dijatuhkan oleh pengunjung. Jika ada aksi vandalisme yang merusak pemandangan alam seperti meninggalkan coretan “Bunga ( bukan nama sebenarnya ) cayank Melati ( mungkin nama sebenarnya ). Muach.” di pohon dan bebatuan, mereka akan menyebar luaskannya ke media sosial supaya si Bunga dan si Melati sadar bahwa perbuatannya salah. Sungguh tindakan yang patut diacungi jempol. :-)
Lalu bagaimana perkembangannya sekarang? Tahun 2015 saya kembali mendaki gunung yang terletak di Desa Nglanggeran tersebut. Ternyata mereka masih berpegang teguh pada visi dan misi menjaga lingkungan. Kawasan gunung tetap terlihat asri, bersih dan pengunjung tetap diajak untuk ikut menjaga kebersihan.
Inilah Gunung Api Purba Nglanggeran…
Mendapat pengalaman menerobos celah seperti adegan film “127 Hours”
Digoda es cendol di tengah perjalanan…
Hingga kepuasan bisa mencapai puncak…
Gunung Api Purba Nglanggeran menawarkan pemandangan keren di puncak tanpa harus mempertaruhkan nyawa dengan berdiri di bongkahan batu di pinggir tebing yang suatu hari bisa longsor. Tanpa harus naik rumah pohon rawan patah yang mesti antre berjam-jam cuma demi mendapatkan foto kekinian.
Jadi tunggu apa lagi? ;-)
Es cendol :mrgreen:
LikeLike
Godaan yang sangat menggoda di tengah gunung hehehe
LikeLiked by 1 person
puncaknya mirip batu2 di sumbar :) apik…
LikeLike
Sepintas mirip pemandangan di Ngarai Sianok ya? :-D
LikeLike
bukan mas, lebih mirip lembah harau… udah kesana?
LikeLike
Sumatera baru nyampe Lampung, belum merambat ke provinsi yang lain. Mudah-mudahan tahun ini ada rejeki ke sana :-)
LikeLike
amin..ditunggu nggih mas :D
LikeLike
Woww, Gunungkidul ternyata punya view puncak seindah ini. Sy baru mencicipi pantai2nya, mas.
LikeLike
Beberapa air terjun di Gunung Kidul juga menarik dieksplore. Selalu ada alasan untuk kembali ke Yogya, Mas Edy hehe
LikeLike
Keren juga ya kak!
LikeLike
Iyakk kak Benny. Ada air terjun di sekitar Gunung Api Purba Nglanggeran, cuma kemarin saya belum eksplore tuntas :-)
LikeLike
Foto-foto dan cerita perjalannya bikin ngiri :)
LikeLike
Cerita perjalanan mbak Hari di blog juga asyik dan seru :-)
LikeLiked by 1 person
Asiknya itu pemandangannya.
Eh tapi cendolnya distraksi banget mas. Hahahhaa
LikeLike
Apalagi persediaan minum habis pas berdiri di depan lapak cendol, rasanya kepingin cepet-cepet minum dari wadahnya langsung hahaha
LikeLiked by 1 person
Nah itu… hehehehe beberapa kali kalap kalau dah kayak gitu mas. :D
LikeLike
Kebiasaan mau di mana pun dalam situasi apapun, pasti ada warung. Masih untung nggak jual pop mie.
LikeLike
Heran juga warung es cendol nya boleh jualan di atas. Padahal sudah ada space khusus bagi tempat makan dan jualan minuman di sekitar pintu masuk yang tujuannya memberdayakan penduduk setempat. Semoga nggak merembet yang bisa berujung gunung tidak terkontrol kebersihannya :-)
LikeLike
“Enggak punya pacar, tetap sayang lingkungan dong!” :((
Ada yang jual Es Cendol euuy..
Itu yang tangga diapit tebing yang jalan ke sumber mata air itu ya Pak Halim? *biar anda merasa semakin tua..
LikeLike
Woii saya belum kebapak-bapakan tapi masih keemas-emasan, jadi jangan merusak pasaran huahaha…
Tangga yang diapit tebing baru menuju pos dua. Sedangkan mata air letaknya sudah dekat pos tiga, dekat ama warung es cendolnya… iya terpaksa sebut cendol lagi >_<
LikeLike
Hahaha.. Emas baik lho kalo nraktirin Nasi Langgi.. :)
Nampaknya musti kesana lagi eh Mas.. Mau ngicipin Es Cendolnya.. *laaaah
LikeLike
foto kekinian .. rela bersulit2 tanpa peduli resiko bahaya?
ah semuanya hanya demi narsis?
nggak ah ngeri kalau aku sih
LikeLike
Tren masa kini yang kian aneh, mbak Monda. Cuma geleng-geleng kepala juga kalo lihat yang begituan, pinter-pinternya yang bikin spot wisata dadakan yang bahaya, lugu-lugunya yang meramaikan tempat berbahaya tersebut hehehe
LikeLike
Aku kayaknya juga mesti sering2 latihan muncak ke Nglanggeran dulu deh Lim. Biar kuat munggah gunung kayak si Rifqy. :D
LikeLike
Yen arep muncak Nglanggeran kabar-kabar ya sopo ngerti iso nyusul hehe… Oh iya di sekitar gunung ada beberapa air terjun keren, wes pernah mrono kah?
LikeLike
*Ajak aku ajak akuuu. . .*
LikeLike
urung tau blas Lim, aku wegah nek mrono pas weekend, mesti kebak wong narsis :D
LikeLike
Temenku muncak pas sore juga keren Lim, trus kemping di sana. Pengin sih, tapiiii
LikeLike
Gunung yang ini masih kategori aman digapai kok, yen males turun ya ngecamp di atas. Jangan takut sama faktor U lah *golek bolo* :-P
LikeLike
Nunggu teman ada yang ngajak ke situ. :D
Sudah lama pongin bgtt ke situ, Mas. Pingin ke Bukit Bintang juga. Belom pernah. :(
LikeLike
Bisa nge-camp dan bermalam di Nglanggeran loh, cuma bayar 12ribu kalau nggak salah. Ajak masbojo donk, Idah ;-)
Bukit Bintang enak datang setelah matahari terbenam, lanjut makan jagung bakar trus romantis-romantisan ( sama bojo, bukan sama temen ) hihihi
LikeLike
Wkwkwkw. . .
Wis tak ajak, tapi belum minaaat. Makannya nyari teman. :P
LikeLike
hahahaha “antre di rumah pohon rawan patah”
tapi aku penasaran juga eee pengen kesana kak :D
LikeLike
You know what I mean, Dit hahaha
Mending naik gunung api purba yang punya puncak luas, bisa jingkrak-jingkrak, levitasi tanpa takut jatuh. Eh kecuali kalo lari trus nyampe ujung tebing terus lompat ya anuhh wasaalam :-P :-D
LikeLike
Boleh-boleh nih, berarti pemanasannya udah, berarti lanjut ke Merbabu nih? :D Ajak mas Agung Gidion sama Mbak Yusmei tuh :D
LikeLike
Lawu sik yok, sing cedhak seko omahku Qy :-P
LikeLike
Aku asline nek Lawu iku mikir2 jalure males i mas, lewat Cemoro Sewu dengan trek tangga batu yang “terlalu rapi” bikin lutut sakit sementara lewat Cemoro Kandang terlalu panjang dan berputar-putar :(
LikeLike
Hahaha di Lawu kan bisa makan nasi pecel, Qy. Jadi buat pendaki amatir rekomended mana nih buat latihan dengkul dan buat latihan peka terhadap alam? :-D
LikeLike
Iyo mas ndhisik OKtober 2013 sego pecel Mbok Panut ndek Sendang Drajat 10ewu oleh lauk telur dadar jumbo hahaha. Nek pengen benar-benar belajar (karena di Lawu kurang seru kalau ada warung haha) Nag Merbabu mas :D
LikeLike
Aku mau es susu kelapa mudanya ko :D
LikeLike
Rumah pohon sing pernah mbok naiki gak dodolan es susu klamud di atasnya ya? Kasian deh hahaha
LikeLike
mantap bang… betah banget jalan-jalan di blog ini..
LikeLike
Terima kasih sudah mampir di blog ini. Jalan-jalan beneran ke tempat-tempat yg ditulis di sini biar nggak penasaran keindahan obyeknya hehe
LikeLike
Wah cantik banget. Aku nggak berani tapi, kecuali kalau naik helikopter. Takut ketinggian euy.
LikeLike
Baru tahu mbak Ailsa takut ketinggian. View dari atas keren lo, nyampe pos satu udah cukup ciamik, dijamin nggak nyesel, kapan-kapan coba yuk mbak #mekso :-P
LikeLike
Makasih. Mungkin nanti kalau sudah ada landasan helikopter. Sik tak tuku batere gawe helikopter :)
LikeLike
Mantep nih Mas…. deket Gunungkidul bukan sih??
LikeLike
Iya ini malah udah masuk Gunung Kidul, nggak jauh dari Bukit Bintang.
Viewnya keren kalo malam hari, bisa lihat lampu kota Yogya :-D
LikeLike
Wah cakep banget nih, romantis banget tuh yang duduk berdua haha.
LikeLike
Yang akan datang sendirian jangan cemburu lalu mendorong mereka ke bawah loh :-P
LikeLike
Wow. Liat sunrise atu sunset di sana bagus kayaknya, Mas! Harus coba kalo saya ke sana.
LikeLike
Banyak yang share foto sunrise dari puncak Ngglangeran atau sunset dari Embung. Bagus-bagus hehe. Bisa ngecamp di sana kalau nggak mau repot trekking dini hari, mas :-)
LikeLiked by 1 person
foto yang terakhir itu, mbaknya sampe keringetan gitu :O
LikeLike
Perjuangan banget naik sampe puncak hahaha. Galant udah pernah ke sini kan? Ojo ngaku urung loh, isin aku :-P
LikeLike
nglanggeran? hahahahahahahabelomhahahahahaha
LikeLike
nggg, pemandangannya nganuu mas, apa itu nggg bikin mupeng. O, ya ini pake wordpress ya, mas bisa kolase foto yg banyak kayak itu. Kalo blogspot bisa gak ya? *tuh kan gak nyambung*
LikeLike
Nggg pemandangannya nganu, mas nggg mupenggg aku. Oya itu kolase foto bisa banyak gitu kok bisa yaa, ohiyading ini kan pake wordpress yak, aku blogspot :(
*kannnn gak nyambung wkwkwkwkwk
LikeLike
Komennya keluar dobel kak hihihi
Pemandangan nganunya bikin pingin lempar golok ke arah nganu hahaha. Sepertinya blogspot nggak bisa bikin kolase galery. Artinya pindahin ke wordpress aja biar lebih enak kak :-p
LikeLike