Sumba masih memiliki alam yang cocok untuk bertualang, belum banyak dibangun resort, coffe shop apalagi pusat hiburan seperti di pulau sebelah. Jangan mengharapkan listrik selalu menyala di suatu desa, apalagi mengharapkan sinyal operator selalu penuh lengkap dengan internet yang menyala selama 24 jam untuk update twitter, cek in foursquare apalagi update gossip seleb di media online. Kalau masih memiliki ketergantungan seperti itu, trust me lupakan Sumba dan berliburlah ke pulau sebelah.😉
Pulau Sumba yang beribukota Kupang, Nusa Tenggara Timur secara administratif dibagi menjadi empat wilayah mulai dari paling timur Sumba Timur, kemudian Sumba Tengah, Sumba Barat dan terakhir Sumba Barat Daya. Masing-masing mempunyai kelebihan sendiri baik di wisata desa adat maupun keindahan alamnya. Ada dua bandara yang terbilang cukup besar di Sumba, yaitu Tambolaka yang terletak di Sumba Barat Daya dan Waingapu yang terletak di Sumba Timur.
Jika ingin menjelajahi Kodi dan pantai-pantai di Sumba Barat Daya dan tidak ingin jauh dari pusat keramaian, bisa menginap di kota Waitabula, pusat pemerintahan Sumba Barat Daya. Kota pemekaran baru ini tidak seramai Waikabubak di Sumba Barat sehingga tidak banyak pilihan penginapan. Cukup menggunakan jasa ojek dari airport Tambolaka menuju kota Waitabula cuma 10 menit saja!
Hotel Sinar Tambolaka ( 0387-2534088 ) termasuk salah satu penginapan yang besar dan bersih serta memiliki puluhan kamar lengkap dengan kamar mandi dalam dan pendingin ruangan. Restoran yang ada di dalam hotel juga menyediakan makanan yang lumayan cocok di lidah. Jika jenuh bisa melipir ke pasar tradisional yang berada persis di seberang penginapan. Sayur mayur, cabai Sumba yang berukuran sangat kecil tapi pedasnya minta ampun, sampai aneka buah seperti pisang satu sisir seharga 5.000 rupiah bisa didapat di dalam pasar. Hotel ini juga menyediakan jasa sewa mobil dengan variasi harga sesuai jenis mobil. Mendambakan suasana hotel di pinggir pantai mungkin bisa memilih Newa Sumba Resort http://www.newasumbaresort.com/yang memiliki pemandangan Pantai Waikelo.
Lain cerita dengan kota Waingapu di Sumba Timur yang terbilang memiliki suasana kota lebih ramai dibanding lainnya. Rumah makan dan supermarket mudah dijumpai di tengah kota. Banyak tersedia penginapan dengan beragam pilihan harga tergantung budget. Ada Hotel Elvin yang terletak di Jalan Ahmad Yani no. 73 ( 0387 – 61443 ) yang memiliki tarif mulai dari 110.000 hingga 407.000 rupiah. Dengan fasilitas pendingin ruangan, kamar yang bersih, memiliki kamar mandi dalam dan free breakfast membuat hotel ini selalu terlihat ramai.
Malam hari terlihat banyak warung-warung yang menjajakan aneka kuliner di halaman samping hotel, sayangnya semua jenis kuliner sama seperti yang biasa ditemui di pulau Jawa. Jangan berharap menemukan masakan apalagi jajanan tradisional khas Sumba, sepanjang jalan hanya bertemu dengan warung nasi goreng, sate ayam, soto, bakso, nasi Padang dan lainnya.
Merasa harga kamar di Elvin terlalu mahal? Bisa coba ke Hotel Sandle Wood di Jalan D.I Panjaitan no. 23 ( 0387 – 61887 ) yang memiliki tarif mulai dari 99.000 untuk single room dan 143.000 untuk double room. Tidak ingin berjalan jauh untuk mencari makan, tepat di belakang hotel terdapat sebuah rumah makan yang menyajikan masakan chinese food dengan harga tidak terlalu mahal.
Baik Hotel Elvin maupun Hotel Sandle Wood menyediakan jasa sewa kendaraan bermotor. Harga terakhir sewa sepeda motor adalah 60.000 dan 650.000 untuk mobil beserta driver. Minimnya transportasi umum membuat biaya transportasi untuk menuju objek-objek wisata di Sumba terasa mahal.
Review berikutnya adalah penginapan di Tarimbang yang baru-baru ini sedikit naik daun berkat berita lokasi syuting film Mira Lesmana dengan bintang Nicholas Saputra dan Eva Celia. Hanya ada dua penginapan di Tarimbang, Peter’s Magic Paradise http://www.peters-magic-paradise.com/ dan Marthens Homestay ( 085281165137 ). Keduanya memiliki suasana yang berbeda, Peter’s Magic Paradise lebih mengutamakan view Tarimbang dari kejauhan yang pesonanya membuat berdecak kagum ditambah bungalow yang didesain seperti rumah adat Sumba. Kolam renang air tawar dengan pemandangan menjorok ke laut menjadi fasilitas yang paling disukai oleh pengunjung. Marthens Homestay tidak memiliki kolam renang, namun memiliki keunggulan dengan letaknya yang tidak terlalu jauh dari bibir pantai, sehingga pengunjung tak perlu capek jalan kaki jauh-jauh dari atas bukit.
Pantai yang terkenal di kalangan surfer mancanegara ini tidak memiliki rumah makan apalagi warteg. Pengunjung hanya bisa berharap pada makanan yang disajikan oleh penginapan dengan harga kamar setara resort di Bali tersebut. Harga sedikit mahal tersebut dimaklumi karena sudah termasuk makan tiga kali sehari dan view pantai yang WOW. Usahakan memesan kamar jauh hari lewat surat elektronik atau via telpon ( kalau beruntung dapat sinyal ) dikarenakan kondisi jalan menuju Tarimbang cenderung rusak dan jauh dari keramaian. Nggak asyik banget kalau setelah sampai di penginapan dan didapati semua kamar sudah fully booked kan? Lupakan segala aktivitas yang berhubungan dengan internet. Tidak ada sinyal telepon apalagi internet benar-benar membuat Tarimbang seperti hideaway spot.
Note : Review ini bukan merupakan artikel berbayar dari pihak-pihak yang saya sebut di atas, hanya sekedar sharing bagi pejalan yang tertarik untuk menjelajahi alam liar Sumba. Mungkin ada yang mengatakan penginapan A yang lebih nyaman, atau penginapan B lebih murah semua kembali ke pilihan masing-masing. Belum ada review penginapan di Sumba Barat yang meliputi Waikabubak dan sekitarnya karena saya belum menyempatkan diri ke sana. Harap Maklum😀
Remember to save our nature, guys… Cheers and Peace…
Like ur description! Pengen bgt kesana:):)
LikeLike
Makasih, Ini baru pertama kali bikin review penginapan semoga enak dibaca hehe. Dan semoga review-nya bisa bermanfaat saat kunjungi Sumba
LikeLike
pengen banget ke sumba….. Guling2an
LikeLike
Kapan bisa ambil cuti bro? ntar melipir Sumba bareng, eh tapi temeni lintas Sumatera dulu donk😀
LikeLike
Hah mau banget, akhir tahun cuacanya bagus ga kalo untuk melipir… Atau tahun depan aja sekalian , semunggu cukup kah…
LikeLike
Nice info halim. Boleh nih kalo ke sumba nginep di penginapan ini.
LikeLike
Semoga bermanfaat mbak Ainun
LikeLike
Review-nya detil dan representatif mas !
Sangat bermanfaat sebagai bekal mengunjungi Sumba.
LikeLike
Alam indah Sumba memang belum setenar pulau sebelah, pulau ini masih penuh tantangan dan pengalaman menakjubkan menanti hehe. Semoga reviewnya bermanfaat, kawan
LikeLike
Noted ! Siapa tahu #TripToTheEast session 2 bisa segera dieksekusi. Ahahahaha ..😀
LikeLike
Kalo mo #TripToTheEast ajak-ajak daku ya😀
LikeLike
boleh tau harga per malam untuk Marthen’s Homestay? Dia hitungnya per kamar atau per pax? Makasih ya.
LikeLike
Bisa diklik langsung link yang sudah saya tulis di atas untuk update harga Marthen’s Homestay nya
LikeLike
Sorry, Mas. Ga nemu link-nya. Yg ada cuman Peter’s Magic aja. Please help.
LikeLike
Ahh iya Marthen cuma ada nomor telpon yang bisa dihubungi saja, waktu itu tidak sempat menanyakan email dan sebagainya. Bisa coba sms atau telpon agar mendapat reaksi cepat. Semoga membantu
LikeLike
Pengen deh ke sini
LikeLiked by 1 person
Setelah sukses menabung daku ada rencana eksplore ke sana lagi sekalian Flores tahun depan. Ikutt yuk, tante Ev😀
LikeLiked by 1 person
Insya Allah
LikeLike
Liburan di Tarimbang enak banget kayaknya ya …
penginapan bernuansa rumah tradisional dan alam yang indah ….
mantappp
LikeLike
Tarimbang masih belum banyak investor yang membangun resort, kafe dan sejenisnya sehingga suasana sekitar pantai betul-betul terasa alaminya apalagi ditambah senyum ramah penduduk lokal. Jatuh cinta deh
LikeLike
Haiii boleh info ga cara booking kamar di peter’s magic paradise gimana hehe susah banget cari contact nya😦
LikeLike
Halo Abel, bisa klik website Peter’s magic paradise, sudah saya tulis di atas. Atau langsung klik tulisan yg diberi warna. Di sana susah sinyal sehingga jangan book mepet hari agar direspon oleh Peter atau istrinya. Semoga membantu
LikeLike