Kuliner Khas Magelang

Berkunjung ke suatu tempat rasanya ada yang kurang kalau belum icip kuliner tradisional, betul? Magelang merupakan salah satu daerah yang masih bertahan dengan kuliner tradisionalnya seperti kota Solo. Beberapa kunjungan singkat di Magelang membuat saya berkesempatan mencicipi sebagian dari banyak kuliner maknyus yang tersebar di Kota Sejuta Heritage. Lupakan nasi goreng atau mie instant… Percayalah bahwa Magelang punya banyak kuliner yang asyik untuk dicicipi satu-persatu.

Are you ready?

________

Kupat Tahu

Saat melintas di kota Magelang terlihat banyak warung dan gerobag yang menjajakan Kupat Tahu, salah satu kuliner tradisional dan terfavorit bagi pejalan yang singgah di Magelang. Hak cipta makanan ini seolah sudah sah dimiliki oleh Magelang. Kuah encer tanpa rasa bawang yang dominan membuatnya terasa sedikit gurih dan tidak semanis rasa Tahu Kupat, kuliner modifikasi Kupat Tahu di kota Solo.

Kupat Tahu Magelang terdiri dari campuran potongan tahu putih yang sudah digoreng, ketupat, gimbal, dilengkapi dengan irisan kubis dan taburan taoge, daun seledri serta bawang goreng. Tumbukan kacang tanah, bawang dan cabai yang disiram kuah kecap encer menjadi saus maknyus Kupat Tahu. Selain menjamur di kecamatan Blabak, banyak terlihat warung atau gerobag Kupat Tahu di alun-alun kota yang menambahkan kerupuk sebagai pelengkap.

Harga kuliner ini mulai dari 5.000 rupiah saja. Murah dan mengenyangkan.

________

Sop Senerek
Sop Senerek Pak Parto

Selain meninggalkan bangunan-bangunan tua yang tersebar di  tengah kota, Belanda juga meninggalkan warisan kuliner yang bernama Sop Senerek. Kuah berkaldu daging sapi ini sepintas rasa mirip dengan racikan sup iga sapi. Suwiran daging sapi dengan guyuran kuah berbumbu cengkeh, pala dan merica memberikan rasa segar seusai menyantapnya. Pelengkap berupa kacang merah sebagai penganti “snert” atau kacang polong dalam bahasa Belanda semakin membuatnya terasa istimewa.

Campuran irisan wortel, kentang, daun bawang, seledri dan tomat memberi warna pada sop sekaligus membuktikan bahwa Magelang kaya akan hasil bumi yang melimpah sejak zaman dulu. Kuliner bergizi tinggi dengan harga mulai dari 10.000 rupiah ini bisa ditemui di Jl. Ikhlas tepatnya di Pertokoan Rejo Mulyo C no 12. Bersebelahan dengan gerbang masuk menuju jalan masuk Gunung Tidar membuat Warung Nasi Sop Senerek Pak Parto tidak pernah sepi pelanggan. Kuliner ini banyak diburu oleh pelanggan yang selesai berziarah atau trekking dari Gunung Tidar maupun pelanggan yang akan sarapan dan makan siang.

________

Mangut Lele
Warung Makan Purnama

Banyak rekomendasi kuliner khas Magelang yang mengarah ke Warung Mangut Beong yang terletak tak jauh dari Candi Borobudur. Kuah santan berwarna kuning kemerahan bersanding dengan ikan tawar merupakan ciri khas dari kuliner bernama mangut. Keterbatasan waktu saat singgah di Magelang  tidak memungkinkan saya mencicipi hidangan Mangut Beong. Atas rujukan seorang teman bernama Fahmi, akhirnya saya berkesempatan mencicipi racikan mangut yang tak kalah rasa dengan yang populer.

Mangut Lele merupakan menu andalan Warung Purnama yang sudah buka sejak tahun 1965 di Dusun Tangkilan. Racikan kuah santan dilengkapi dengan sambal goreng yang terdiri dari potongan tahu, buncis, pete, cabe merah serta cabe hijau membuat rasa dari Mangut Lele ini maknyos, kawan…

Hosh hosh… Dua gelas es teh serasa kurang untuk meredam rasa pedas yang membakar lidah. Selain ikan lele, warung yang terletak di gang kecil tak jauh dari jembatan Sungai Pabelan ( jembatan perbatasan Magelang menuju Muntilan ) tersebut juga mempunyai racikan Mangut Ikan Bawal serta gorengan ikan tawar seperti wader. Entah rasa pedas yang ruarr biasa atau kombinasi rasa yang cocok di lidah, Mangut Lele dengan harga mulai dari 13.000 ini bikin nagih. Nggak percaya? Buktiin sendiri hehe… Warung ini buka mulai pukul 08.00 hingga 19.30 WiB

________

Nasi Sop Empal

Muntilan merupakan sebuah kecamatan yang terletak di kabupaten Magelang sekaligus daerah perbatasan wilayah D.I. Yogyakarta dengan Jawa Tengah. Dibalik wilayahnya yang kecil dan terkadang dianggap remeh oleh pejalan, Muntilan mempunyai sebuah sajian yang terbilang populer dan diburu oleh penikmat kuliner dari luar kota. Warung Makan Sop Empal Bu Haryono yang terletak di Jl. Veteran no. 9 selalu dipadati oleh pengunjung baik dari sekitar Magelang maupun dari luar kota. Letaknya yang tak jauh dari Klenteng Hok An Kiong membuat warung ini mudah ditemukan.

Kuah dari sup ini sebenarnya tidak beda jauh dengan kuah sup bening pada umumnya, rahasia kenikmatan nasi sop ini justru terletak pada racikan rasa dari empal sapi yang membuat pengunjung rela mengantre mulai pagi sampai siang hari. Banyak pelanggan yang rela untuk membeli empal untuk kemudian dibawa pulang ke kota asal mereka. Penasaran dengan rasanya? Monggo icipi sendiri Sop Empal Bu Haryono dengan harga mulai dari 12.000 per porsi.

________

Dawet Ps Ngasem

Di tengah kegiatan #DolanBareng komunitas Kota Toea Magelang dan BlusukanSolo bulan Maret lalu, terselip icip kuliner lokal yang membuat saya semakin jatuh cinta dengan Magelang. Sebuah tenda sederhana berdiri tak jauh dari Pasar Ngasem yang terletak di pinggir sungai Manggis. Seorang ibu membagikan mangkuk demi mangkuk ke para peserta yang melepas lelah setelah berjalan keliling kota.

Mangkuk berisi potongan roti tawar, cendol, cincau, pleret, serutan kelapa muda serta tape ketan diguyur dengan sirup berwarna merah muda sungguh merupakan kenikmatan tersendiri, bagai menemukan oase di tengah padang pasir. Dan percaya nggak percaya, dawet dengan beragam isi yang membuat satu mangkuk penuh tersebut cuma dibanderol dengan harga 2000 rupiah saja kawan!

Jangan lewatkan juga untuk mencicipi Es Krim Mahkota yang dijual di Toko Bie Sing Ho. Tidak ada rasa eneg saat menyantap rasa coklat kombinasi vanila dari es krim yang masih bertahan dengan resep yang diwariskan turun-temurun sejak pertama buka di tahun 1945. Jika penasaran dengan rasa es krim tempo dulu dari Toko Bie Sing Ho bisa melipir ke Jl. Jend Achmad Yani no 41.

________

Depot Es Semanggi
Es Pleret

Sebagai penutup dari serangkaian kuliner wajib Magelang, saya akan berbagi rasa tentang minuman legendaris dari Kota Sejuta Heritage #teteup. Susunan botol warna-warni yang tertata rapi di rak sungguh terlihat bagai bunga warna-warni yang menggoda lebah. Warna sirup menentukan rasa yang akan dipilih, jika pelanggan memilih Es Semanggi Tape maka sirup yang digunakan berwarna hijau. Begitu pula dengan pelanggan yang memilih Es Semanggi Plered atau Es Semanggi Dawet, sirup yang digunakan adalah sirup berwarna merah muda.

Bahan pewarna menggunakan pewarna makanan sehingga tidak membuat tenggorokan sakit apalagi mengakibatkan batuk. Yang jelas Es Semanggi merupakan minuman unik pelepas dahaga yang wajib dicicipi saat singgah di Magelang. Harga Es Semanggi cuma 3.500 untuk rasa biasa dan 4.000 untuk kombinasi ( Tape – Plered, Tape – Roti, Susu – Tape, Susu – Dawet, dll ).

Menarik kan? Ini hanya sedikit dari banyak kuliner yang tersebar di Magelang.

Jadi tunggu apa lagi? Yuk kulineran di Magelang!😀

________

Note : Daerah yang tidak memiliki kuliner tradisional serasa seperti tempat yang tidak memiliki rasa perrcaya diri yang biasanya diimbangi dengan kenyataan bahwa jumlah pendatang lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk aslinya. Cita rasa dipaksakan menyesuaikan populasi yang dominan, lambat laun ingatan akan rasa kuliner tradisional hilang perlahan tergerus oleh waktu. Dengan mengkonsumsi makanan tradisional, secara tidak langsung ikut mempertahankan identitas suatu daerah, menolak lupa sekaligus membantu perekonomian daerah dari kuliner tradisional yang dijual oleh penduduk lokal. Cheers and peace!

About these ads