Musim penghujan membuat saya menghentikan sementara kegiatan jalan-jalan ke luar kota apalagi luar pulau dengan alasan bakal banyak ketidakberuntungan di jalan karena kendala cuaca seperti yang saya alami di Bali-Lombok akhir tahun lalu.
Akhirnya saya banyak menghabiskan liburan di dalam kota saja, anggap sebagai sebuah perhatian terhadap kota tempat kelahiran saya, Solo tercinta. Mulai dari blusukan di Pasar Bekonang setiap Kliwon, kemudian gowes keliling kota seperti orang bingung, sampai jeprat-jepret di kawasan Laweyan dan Kauman. Semua dilakukan dengan harapan travel addict nggak tambah kumat #senyumkalem.
Banyak wisatawan tertutama yang hobby shopping sudah tidak asing lagi mendengar nama Laweyan dan Kauman. Kedua tempat tersebut identik dengan wisata batik di kota Solo, setiap bus-bus pariwisata yang singgah di kota Solo pasti mampir ke salah satu atau bahkan keduanya demi memuaskan hasrat wisatawan yang berburu batik asli Solo.
Kampung batik Laweyan merupakan pusat batik tulis di kota Solo. Motif batik di sini bisa dikatakan merupakan trend setter dari batik Solo, seperti contohnya motif batik bola yang didesain oleh salah satu brand terkenal di Laweyan. Dengan mengutamakan kreativitas dalam design dan kualitas kain serta pewarnaan membuat harga selembar kain batik tulis maupun baju di Laweyan mencapai harga ratusan ribu sampai puluhan juta. Mahal banget ya. Butuh seni tingkat tinggi untuk meraba kain batik tulis di Laweyan agar tangan tidak gemetar memegang selembar kain seharga sepeda motor. :-D
Banyak bangunan kuno dengan arsitektur perpaduan Belanda, China, dan Jawa tersebar di kampung batik ini. Ada yang masih dipakai sebagai tempat tinggal, ada juga yang hanya digunakan sebagai showroom batik saja.
Kampung batik Kauman yang terletak tidak jauh dari Pasar Klewer dan Jalan Slamet Riyadi memiliki banyak toko kecil yang menjual baju batik, kaos souvenir Solo, dan souvenir lain. Bila pengunjung jeli, nyaris semua model baju batik dan beberapa souvenir di Kauman adalah made in Klewer. Ada beberapa batik yang diproduksi sendiri, ada pula yang diambil dari Pasar Klewer. Wajar saja karena jaman dahulu kala sebagian besar penduduk kampung Kauman dikenal sebagai bakul atau pedagang di Pasar Klewer mengingat lokasi keduanya yang berdekatan. Jangan heran apabila menemukan jenis barang yang sama dengan yang dijual di Pasar Klewer namun di Kauman dikenai harga lebih mahal. Harus jeli melihat barang mana yang merupakan buatan sendiri dan mana yang hasil dagangan dari Klewer saja saat berbelanja.
Saya pribadi bukan pengamat batik, hanya seorang penggagum bangunan-bangunan kuno yang ada di kedua kampung batik tersebut. Kauman maupun Laweyan memiliki banyak sekali variasi bentuk bangunan serta pintu warna-warni yang sangat menggoda hati untuk mengetuknya. Pintu rumah berwarna putih, biru, kuning, hijau serta warna lain menghiasi setiap lorong-lorong sempit di Laweyan maupun Kauman. Jendela kecil sampai besar dengan beragam bentuk ikut meramaikan bangunan kuno tersebut.
Andai semua bangunan kosong dan boleh sesuka hati diketuk, mungkin bakal saya ketuk satu persatu sambil berkata “Bolehkah kuketuk pintu hatimu?” #eeaaa.
Berhubung saya belum error, jadi hanya bisa mengabadikan pintu dan jendela lewat kamera pocket… ;-)
Cheers…
suka! nice post brow
LikeLike
Makasih kaka… :-)
LikeLike
Laweyan emang terkenal ya. Saya ke Solo baru lewat doang, lain kali mungkin mampir. Salam
LikeLike
Laweyan terkenal dengan batik tulisnya, padahal bangunan kuno di sana juga nggak kalah menarik :-)
Salam kenal
LikeLike
Halim…tulisanmu selalu melihat dari sisi yang berbeda dan itu membuatnya jadi menarik…Semangat ya teman…ditunggu tulisan lainnya GBU
LikeLike
Makasih banyak kaka… :-D
LikeLike
Wahhh selama 5 tahun saya tinggal di jogja dan sering main ke solo, belum pernah sekalipun mengunjungi tempat ini. Tulisanmu buat saya geregetan pengen segera kesana.
LikeLike
Tulisannya mantap! Yang tak kalah menarik di Laweyan selain batik adalah langgar kunonya. Wah kapan2 kalau mau ngubek2 solo colek2 ke saya mas…mumpung sama2 di solo. Salam kenal :)
LikeLike
Seneng banget ketemu sesama orang Solo :-)
Salam kenal…
LikeLike
klo di kauman, batik2nya emang berbau klewer, hihihi, tp klo jeli bs kok nemu batik g klewer bgt, kayak di gunawan atau qisti
ahhh emang sih kliling laweyan sama kauman g ada puasnya
hahaha *puk2dompet*
LikeLike
:-)
LikeLike
halaaaa,..itu rumahkuuuu kooooo,..wkwkwkwk,..yang pintu ijo kuning,..rumah bojoku,.hahahaha
LikeLike
Eh? Are you serious? Suk tak mampir ke sana ya…hihi…
LikeLike
akh.. sayang dulu waktu tinggal di laweyan ga kepikiran blusukan gini.takut nyasar :)
LikeLike
[…] Felicia How to Celebrate Batik Day Danan Wahyu Gentongan : Membatik dengan Hati Lenny Lim Belajar Membatik di Kampung Batik dan Batik in Java Olive Bendon Batik Indonesia : Warisan yang Hidup Fahmi Anhar Berburu Batik Lasem Atrasina Adlina Ternyata, Maluku punya Batik juga lho.. Parahita Satiti Pak Becak, Toko Batik dan Buatan Tiongkok Tekno Bolang Batik, Ekspresi Jiwa Bangsa Indonesia Novani Nugraheni Discovering the Eco Friendly Ciwaringin Batik Halim San Loyalitas di Balik keindahan Batik Lasem dan Pintu (Hati) Kampung Batik […]
LikeLike
pintunya baguuussss… jadi pengen wisata pintu juga… :)
LikeLike
gue juga merhatiin pintunya :D
LikeLike
Kalau sudah bosan lihat-lihat batik mendingan keluar masuk gang kecil di Kauman maupun Laweyan, buanyak banget hal menarik yang bisa dilihat :-D
LikeLike
[…] Halim Santoso – Loyalitas di Balik Keindahan Batik Lasem dan Pintu (Hati) Kampung Batik […]
LikeLike
[…] Halim San – Loyalitas di Balik keindahan Batik Lasem dan Pintu (Hati) Kampung Batik […]
LikeLike