Bajo – Sape – PotoTano – Lembar – Padangbai

Rute  kembali dari Labuan Bajo menuju ke pulau Jawa memerlukan stamina yang tidak sedikit, salah satunya adalah stamina agar tidak mabok laut. Dari Pulau Flores menuju Pulau Jawa setidaknya melewati 4 selat yang berbeda, Selat Sape, Selat Alas, Selat Lombok dan terakhir Selat Bali.

Berdasarkan pengamatan saya saat melihat kebersihan setiap pelabuhan, saat itu belum ada yang bersih sama sekali karena rata-rata pelabuhan sudah menjadi tempat aliran pembuangan sampah rumah tangga dari pemukiman. Labuan Bajo yang didominasi warga negara asing yang menetap pun belum bisa membuat kota tersebut bersih dari limbah. Sayang sekali ya… Tapi di Pulau Lombok ( Lembar dan Kayangan ) terlihat lumayan bersih daripada yang lain.

bye Labuan Bajo...
bye Labuan Bajo…

Perjalanan paling lama adalah Labuan-Sape ( 6 jam ).

Kalau tentang penilaian kebersihan ferry beda cerita. Saya harus mengakui bahwa kondisi ferry rute Labuan Bajo- Sape yang paling bersih. Kondisi toilet umum di ferry tersebut diperhatikan dengan baik, tidak bau pesing, sehingga turis asing merasa agak nyaman mondar-mandir di sekitar toilet.

Kalau masalah bisa dapat gebetan di atas ferry, jawabannya adalah ferry dari Pelabuhan Lembar menuju Padang Bai. Hehehe. Hampir separuh isi kapal dipenuhi oleh turis asing dari berbagai negara. Bukan cuma bahasa Inggris saja yang saya dengar saat mencuri dengar pembicaraan mereka, tapi juga bahasa Spanyol, bahasa Jerman, dll… Banyaknya turis asing tentu saja memberikan pemandangan yang bervariasi, mulai dari kebiasaan mengoleskan sunblock sampai kebiasaan memakai beha saja #upss. :-D

Lombok dan Bali masih menjadi favorit kebanyakan turis asing, sehingga tidak heran di ferry rute ini saya merasa “aman”. Kok bisa? Entah kenapa, setiap saya bertemu banyak turis asing saya merasa tempat tersebut terasa lebih aman dari kriminal. Ada pemikiran kecil, bila ada kejahatan semacam pencopet pasti yang diincar turis asing yang terlihat lebih kaya ketimbang turis lokal yang kelihatan seperti gembel kan? Hehehe.

Jangan dianggap serius, itu hanya asumsi saya saja. ;-)

Let’s the show begin!

Gunung Api di Pulau Sangeang, NTB
Gunung Api di Pulau Sangeang, NTB

Itinerary singkat saya ( 2009 ):
10.00 berangkat dari Pelabuhan Labuan Bajo menuju Pelabuhan Sape. Tiket ferry ( 40.000 )
16.00 tiba di Pelabuhan Sape, kemudian naik bus menuju Bima ( 20.000 )
18.30 tiba di terminal bus kota Bima dan membeli tiket bus rute BIMA menuju DPS – titik di mana saya merasa antara harga bus dengan biaya ngeteng dari Sumbawa menuju Denpasar total harganya selisih tak banyak. ( 425.000 )

zzz...
zzz…

03.00 ( +1 ) Makan pagi di Sumbawa Besar, melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan Poto Tano
06.00 kembali naik ferry dari Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa menuju ke Labuan Kayangan, Lombok Timur
07.30 tiba di Labuan Kayangan, Lombok Timur…bus berjalan menuju Mataram
10.00 tiba di terminal Mataram, Lombok
13.00 berhadapan dengan ferry lagi, kali ini dari pelabuhan Lembar menuju Padang Bai, Bali
17.30 finally, tiba di Padang Bai, Bali

puncak Rinjani terlihat dari pelabuhan Kayangan, Lombok Timur
puncak Rinjani terlihat dari pelabuhan Kayangan, Lombok Timur
terminal bus Mataram
terminal bus Mataram
pelabuhan Lembar
pelabuhan Lembar
maksud gambar : kapal yang tidak segaris dengan laut, bukan yang ngangkang #ups
maksud gambar : kapal yang tidak segaris dengan laut, bukan yang ngangkang #ups
welcome to Bali
welcome to Bali

Berapa jam perjalanan, silakan dihitung sendiri. ;-)

Selamat bertualang…

2 comments

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

Gravatar
WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out / Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out / Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out / Change )

Google+ photo

You are commenting using your Google+ account. Log Out / Change )

Connecting to %s